Mpox tak ada kaitannya dengan vaksin Covid-19
- Diterbitkan pada hari Kamis 12/09/2024 pukul 10:05
- Waktu baca 3 menit
- Oleh: Celine SEO, AFP Hongkong, AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2024. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
"Dokter Jerman Wolfgang Wodarg menawarkan pandangan alternatif mengenai cacar monyet lebih dari dua tahun yang lalu. Apa yang dianggap sebagai cacar monyet, dalam banyak kasus, sebenarnya adalah herpes zoster, salah satu efek samping yang diketahui dari vaksin COVID-19," tulis keterangan video yang diunggah di Facebook pada tanggal 28 Agustus.
Video yang telah ditonton lebih dari 400 kali tersebut menunjukkan sebuah wawancara dengan seorang dokter Jerman, Wodarg , yang ditayangkan oleh AUF1 sebuah kanal televisi Austria. Wodarg adalah seorang dokter dan mantan politisi Jerman yang dikenal karena pandangan-pandangannya yang menentang vaksin.
Klaim tersebut beredar setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tanggal 14 Agustus mengumumkan bahwa wabah mpox yang merebak di Afrika adalah kedaruratan kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (tautan arsip).
Sejak Januari 2022 hingga Juni 2024, WHO mencatat 208 kematian akibat mpox dan 99.000 kasus di 116 negara.
Di Indonesia, Kementerian Kesehatan mengatakan terdapat 88 kasus mpox sejak kasus pertama di Indonesia ditemukan pada bulan Agustus 2022 (tautan arsip).
Postingan serupa beredar di ranah daring dalam bahasa Jepang, Tiongkok, Spanyol, Prancis and Jerman.
Tidak berhubungan
Dalam rilis media pada tanggal 2 September, juru bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, menjelaskan bahwa mpox dan Covid-19 merupakan dua penyakit yang berbeda (tautan arsip).
"Mpox dan COVID-19 ini dua penyakit yang berbeda. Sebelum COVID-19 ada, Mpox sudah ada," katanya.
Mpox disebabkan oleh virus yang ditularkan ke manusia melalui hewan yang terinfeksi, namun juga dapat ditularkan dari manusia ke manusia melalui kontak fisik yang dekat.
Virus yang sebelumnya disebut cacar monyet ini ditemukan pada tahun 1958 di Denmark, pada monyet yang dipelihara untuk tujuan penelitian (tautan arsip).
Penyakit ini pertama kali ditemukan pada manusia pada tahun 1970 di tempat yang sekarang disebut Republik Demokratik Kongo.
"Jadi, penyakit Mpox ini tidak dapat dikatakan karena efek samping dari vaksin COVID-19. Itu tidak ada hubungannya," tegas Syahril.
Yuen Kwok-Yung, seorang spesialis penyakit menular dan ahli mikrobiologi di Fakultas Kedokteran Li Ka Shing di Universitas Hongkong, mengatakan bahwa klaim beredar yang mengaitkan mpox sebagai efek samping vaksin Covid-19 adalah salah.
"Vaksinasi Covid-19 tidak menyebabkan atau membuat seseorang terkena mpox, [virus ini] sering kali ditularkan melalui kontak dekat dengan pasien penderita mpox," katanya kepada AFP melalui email pada tanggal 21 Agustus 2024.
Menurut WHO, mpox jauh lebih tidak menular dibanding Covid-19 (tautan arsip).
"Tidak ada bukti yang mengatakan bahwa epidemi cacar monyet ada hubungannya dengan vaksin," kata David Heymann, profesor epidemiologi penyakit menular di London School of Hygiene and Tropical Medicine, kepada AFP pada Juni 2022 (tautan arsip).
Tak berhubungan dengan herpes zoster
Video yang ditampilkan pada postingan salah pernah ditayangkan pada tanggal 28 Juni, 2022 oleh AUF1, kanal berita saluran sayap kanan Austria yang terkenal sering mempromosikan teori konspirasi dan misinformasi (tautan arsip di sini dan di sini).
Dalam video tersebut, Wodarg mengatakan bahwa gejala mpox sama dengan herpes zoster dan industri farmasi hanya berusaha menakut-nakuti masyarakat, dengan menggunakan efek samping virus corona untuk menciptakan bisnis baru.
Ia juga secara keliru menyatakan bahwa tes mpox dapat memberikan hasil positif palsu pada individu dengan Herpes Zoster.
Situs resmi WHO menyatakan bahwa "mengidentifikasi mpox bisa jadi sulit karena bisa terlihat serupa dengan infeksi dan kondisi lain," termasuk herpes (tautan arsip).
Yuen juga mengatakan kepada AFP bahwa "tes PCR untuk mpox sangat spesifik dan tidak akan memberikan hasil positif palsu jika dilakukan dengan benar."
Potongan video Wodarg tersebut diambil dari sebuah wawancara berdurasi 45 menit di mana menurut deskripsi dari tayangan program tersebut, dia membicarakan tentang bagaimana mpox mungkin terkait dengan efek samping vaksin Covid-19 (tautan arsip).
AFP sebelumnya telah menyanggah misinformasi lain terkait mpox di sini.
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami