Penipuan berkedok 'bantuan dana dari BPJS Kesehatan' beredar di Facebook
- Diterbitkan pada hari Selasa 24/09/2024 pukul 11:09
- Waktu baca 3 menit
- Oleh: AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2024. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
"BPJS Indonesia pusat mengeluarkan dana bantuan periode 2024 sebesar 25 trilyun!!!” tulis sebuah postingan Facebook yang diunggah pada 10 September.
"Penerima dana bantuan terbatas hanya 10 orang/provinsi dan penerima dana bantuan berhak menerima 125 juta/orang."
Postingan tersebut mengajak pengguna Facebook untuk mengetahui lebih lanjut mengenai bantuan tersebut di kolom komentar. Nama "Prof. Drs. Muh Bakrie" dari "Layanan Utama BPJS Kesehatan" dituliskan di bagian akhir, seolah-seolah sebagai penanggung jawab program tersebut.
Dalam postingan tampak sebuah video yang menunjukkan foto dua orang sedang berjabat tangan sambil memegang sebuah papan tanda terima yang bertuliskan uang senilai Rp 125 juta, dengan logo BPJS Kesehatan tampak di pojok kanan atas.
Suara seorang pria di dalam video itu mengatakan "bagi yang belum menerima bantuan sosial diwajibkan agar menghubungi kami segera agar bantuan bisa segera kami cairkan."
Postingan tersebut dibagikan oleh sebuah akun Facebook yang tidak terverifikasi dan menggunakan nama "BPJS" serta logo resmi BPJS Kesehatan sebagai foto profilnya.
Puluhan akun Facebook serupa juga bermunculan, seperti di sini dan di sini, dan membagikan skema penipuan berkedok dana bantuan yang sama.
Ratusan pengguna Facebook menuliskan komentar mereka di postingan tersebut, termasuk beberapa akun yang menunjukkan keinginan untuk mendapatkan bantuan. Salah satu akun menulis "bantulah kami pak", sementara akun lain menulis "aku lagi butuh banget duit untuk melunasi utang-utang".
Namun, program dana bantuan tersebut palsu, dan foto pria di unggahan tersebut tak ada hubungannya dengan BPJS Kesehatan.
'Hoax'
Kepala Humas BPJS Kesehatan, Rizzky Anugerah, mengatakan bahwa postingan-postingan Facebook tersebut "hoax dan penipuan."
"Tidak ada bantuan dan program seperti hal tersebut," katanya kepada AFP pada tanggal 19 September.
Rizzky juga mengonfirmasi bahwa tidak ada pegawai bernama "Prof. Drs. Muh Bakrie" yang bekerja di BPJS, dan tidak ada "direksi, dewan ataupun pegawai dari BPJS Kesehatan" yang tampak di foto dalam postingan salah itu.
Halaman Facebook resmi BPJS Kesehatan juga tampak berbeda dengan akun-akun Facebook yang membagikan informasi bantuan palsu tersebut (tautan arsip).
Halaman resmi BPJS Kesehatan dibuat tahun 2013 dan memiliki lebih dari 350.000 pengikut, sementara akun-akun yang berpura-pura menjadi BPJS Kesehatan dibuat baru-baru ini dan hanya memiliki sedikit pengikut.
Berikut perbandingan tangkapan layar antara akun palsu yang dibuat bulan September (kiri) dan akun resmi BPJS Kesehatan (kanan):
Halaman-halaman Facebook penipuan biasanya mempromosikan hadiah palsu untuk menambah jumlah pengikut. Biasanya, tujuan akhirnya adalah agar halaman itu bisa dijual setelah memiliki cukup banyak pengikut.
Para penipu juga dapat mengambil data seseorang, termasuk nama, nomor telepon, alamat email, dan informasi pribadi lainnya.
Sebelumnya, AFP juga pernah menyanggah penipuan berkedok bagi-bagi uang tunai, termasuk "undian berhadiah" yang dibagikan oleh akun-akun palsu yang berpura-pura sebagai Bank Negara Indonesia (BNI).
Foto yang sudah diedit
Pencarian gambar terbalik di Google menemukan bahwa gambar yang dipakai dalam postingan penipuan pernah dipublikasikan dalam laporan-laporan media pada tanggal 5 Juli 2023, termasuk laoran Viva.co.id, Republika dan Tribunnews (tautan arsip di sini, di sini dan di sini).
Artikel-artikel tersebut memberitakan tentang kerjasama antara PT Pos Indonesia dan BPJS Ketenagakerjaan untuk memperluas kepesertaan jaminan sosial terutama bagi para pekerja informal.
Foto asli tersebut tidak menunjukkan logo BPJS Kesehatan, dan papan cek yang dipegang menunjukkan nominal uang sebesar 9.641.138.820 rupiah -- yang merupakan jumlah total pembayaran klaim kepada peserta yang mendaftar melalui ekosistem PT Pos Indonesia periode Januari sampai dengan Juni 2023.
Berikut perbandingan tangkapan layar antara foto editan di unggahan salah (kiri) dan foto asli (kanan):
Asisten Deputi Humas BPJS Ketenagakerjaan, Budi Hananto, mengonfirmasi kepada AFP bahwa foto itu diambil dalam sebuah kegiatan resmi mereka pada bulan Juli 2023.
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami