Video menunjukkan kapal aktivis dalam pelayaran berbeda menuju Gaza pada Juli 2025

Pada bulan Oktober 2025, Israel mencegat konvoi kapal aktivis yang menuju Gaza dalam rangkaian pelayaran bernama Global Sumud Flotilla. Namun, sebuah video yang menunjukkan orang-orang berompi oranye di atas kapal yang dijaga tentara bersenjata bukan bagian dari pencegatan aktivis baru-baru ini. Rekaman itu menunjukkan aktivis di kapal Handala dalam pelayaran berbeda saat dihentikan tentara Israel pada bulan Juli.

"Berita terkini relawan sumud flotilla to gaza dicegat dan di sandera oleh tentara zionis israel," tulis keterangan video TikTok yang diunggah pada tanggal 2 Oktober 2025.

"Hampir semua awak kapal misi kemanusiaan sumud flotilla di berhentikan dan di sandera oleh tentara angkatan laut israel di laut palestina."

Video merupakan rekaman CCTV yang menunjukkan beberapa tentara bersenjata menaiki sebuah kapal dan mengawal penumpang yang menggunakan rompi pelampung berwarna oranye.

Image
Tangkapan layar video postingan salah di TikTok, diambil pada 10 Oktober 2025, dengan tanda silang oranye yang telah ditambahkan oleh AFP

Global Sumud Flotilla yang membawa politisi dan aktivis, termasuk aktivis lingkungan Swedia Greta Thunberg, mulai berlayar pada bulan September menuju Gaza, yang menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sedang dilanda kelaparan hebat (tautan arsip). 

Pada tanggal 1 Oktober, angkatan laut Israel mulai melakukan pencegatan terhadap kapal-kapal yang tergabung dalam Global Sumud Flotilla itu (tautan arsip).

Pada tanggal 2 Oktober, seorang pejabat Israel mengatakan bahwa kapal-kapal yang membawa lebih dari 400 orang telah berhasil dicegat sebelum mencapai Gaza.

Pihak penyelenggara misi Flotilla mengatakan bahwa 42 kapal yang tergabung dalam armada tersebut telah "dicegat secara ilegal".

Klip tersebut juga beredar di berbagai media sosial  dengan klaim yang mirip, seperti di Instagram, FacebookDouyin, dan Baidu. Selain itu video tersebut juga beredar dalam beberapa bahasa, antara lain bahasa Mandarin, Inggris, dan Burma

Namun, video tersebut menunjukkan rekaman saat Israel menghadang kapal lain yang bernama Handala, yang juga membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza. Kejadian tersebut belangsung beberapa bulan sebelum penghadangan kapal-kapal Global Sumud Flotilla.

Pada tanggal 26 Juli, AFP pernah mengunggah rekaman aslinya yang didapat dari penyelenggara misi tersebut, yakni Freedom Flotilla Coalition, dengan keterangan yang menjelaskan bahwa tentara Israel menaiki kapal tersebut (tautan arsip).

"Para aktivis duduk di dek, mengangkat tangan sambil bersiul lagu anti-fasis Italia 'Bella Ciao', saat tentara mengambil alih kendali kapal," tulis keterangan postingan AFP.

Pencarian gambar terbalik menggunakan potongan gambar dari salah satu video yang beredar menemukan bahwa media-media internasional, seperti CNNAl Jazeera dan ABC News, menggunakan rekaman yang sama untuk laporan mereka tentang insiden tersebut (tautan arsip di sini, sini dan sini).

Image
Perbandingan tangkapan layar antara video salah di postingan Weibo (kiri) dan rekaman asli yang pernah diunggah AFP (kanan), dengan bagian-bagian yang sama telah ditandai oleh AFP dengan warna merah dan kuning

Sebelum konvoi pelayaran Global Sumud Flotilla yang dimulai dari Spanyol pada bulan Agustus, Israel sudah dua kali memblokade usaha aktivis untuk mengirimkan bantuan dengan menggunakan kapal ke Gaza (tautan arsip). 

Pada bulan Juni, 12 aktivis yang menumpangi kapal Madleen dicegat oleh pasukan Israel 185 kilometer di sebelah barat Gaza. Para penumpangnya, termasuk Thunberg, ditahan dan akhirnya dikeluarkan dari wilayah itu. 

Pada bulan Juli, 21 aktivis dari 10 negara dihentikan saat mereka mencoba mendekati Gaza dengan kapal bernama Handala.

Para aktivis yang melakukan pelayaran itu berharap misi mereka dapat membantu krisis kemanusiaan yang kian memburuk di Gaza di tengah perang Israel melawan Hamas (tautan arsip). Israel masih terus membantah bahwa terjadi kelaparan di wilayah Gaza.

Perang mulai pecah pada Oktober 2023, dipicu oleh serangan Hamas kepada Israel yang menewaskan 1.219 orang, sebagian besar merupakan warga sipil, menurut sumber resmi Israel yang dihitung oleh AFP.

Sedangkan serangan balasan Israel telah menewaskan sedikitnya 67.139 orang warga Palestina, yang sebagian besarnya warga sipil, menurut angka yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan di daerah Gaza yang dianggap valid oleh PBB (tautan arsip).

Sebelumnya, AFP telah membantah misinformasi lain terkait pelayaran Global Sumud Flotilla.

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami