Video menunjukkan massa menuntut penutupan PT Toba Pulp Lestari, tidak terkait bencana Sumatra
- Diterbitkan pada hari 29/12/2025 pukul 10:17
- Waktu baca 2 menit
- Oleh: AFP Indonesia
Seiring adanya desakan agar pemerintah bertindak lebih cepat dalam penanganan pasca-bencana di Sumatra, sebuah video lama beredar di media sosial dengan klaim salah bahwa massa berunjuk rasa di depan kantor Gubernur Sumatra Utara, Bobby Nasution, karena ia dianggap gagal dalam penanganan bencana di wilayah kerjanya. Faktanya, video itu memperlihatkan warga yang mendesak pemerintah Sumut menutup sebuah perusahaan pulp yang mereka anggap merusak lingkungan.
"Gagal atasi bencana di Sumut. Kantor Gubernur Sumut Bobby Nasution didemo warga," tulis keterangan video yang diunggah di TikTok pada tanggal 14 Desember 2025.
Video memperlihatkan kelompok demonstran yang tengah menggoyang-menggoyangkan sebuah gerbang berwarna putih bercampur emas.
Postingan dibagikan di tengah banjir dahsyat dan tanah longsor yang terjadi di beberapa provinsi di Pulau Sumatra yang menewaskan setidaknya 1.140 jiwa (tautan arsip di sini dan sini).
Bobby Nasution yang merupakan menantu mantan presiden Joko Widodo dan saat ini menjabat sebagai Gubernur Sumatra Utara.
Video itu juga beredar dengan klaim sama di TikTok seiring adanya kritik dari kelompok masyarakat yang menilai pemerintah lambat dalam penanganan pasca-bencana. Di samping itu, terdapat juga desakan agar pemerintah pusat mengeluarkan status darurat bencana nasional dan mengizinkan bantuan internasional masuk ke daerah terdampak.
Di Aceh, kelompok masyarakat dan pelajar berkumpul di depan gedung DPR Aceh di ibu kota Banda Aceh. Mereka menuntut penanganan yang lebih cepat dan mobilisasi sumber daya negara yang lebih besar dalam penanganan pasca-bencana (tautan arsip).
Koordinator aksi mengatakan bahwa penetapan status bencana nasional, yang saat ini usulannya ditolak oleh pemerintah, diperlukan mengingat dampak bencana yang luas.
Meskipun video yang beredar itu memang memperlihatkan aksi protes di depan kantor gubernur Bobby Nasution di Medan, tetapi rekaman tersebut telah beredar sebelum terjadi bencana di Sumatra (tautan arsip).
Sampai dengan tanggal 29 Desember, tidak ada laporan resmi yang menyebut adanya aksi demonstrasi di kantor gubernur Sumatra Utara terkait penanganan banjir di provinsi tersebut.
Demonstrasi menolak perusahaan pulp
Pencarian gambar terbalik menggunakan potongan video yang beredar menemukan bahwa klip yang sama pernah diunggah oleh sebuah media dalam pemberitaan tentang aksi protes terhadap PT Toba Pulp Lestari.
Para ahli dan pemerhati lingkungan telah menunjukkan peran hilangnya hutan dalam bencana yang terjadi baru-baru ini; hutan membantu menyerap air hujan dan menstabilkan tanah yang ditahan oleh akar (tautan arsip). Ketiadaan hutan membuat daerah lebih rentan terhadap banjir bandang dan tanah longsor.
Rekaman tersebut dibagikan oleh Mataberita melalui laman Facebook mereka pada tanggal 14 November (tautan arsip).
"Kantor Gubernur Sumatera Utara didemo, Bobby Nasution kabur ke istana Jakarta," tulis teks yang ditempelkan pada video tersebut.
Kompas juga memberitakan bahwa masyarakat melakukan protes pada tanggal 10 November dan meminta agar PT Toba Pulp Lestari berhenti beroperasi karena dianggap menimbulkan kerusakan lingkungan dan menutup akses jalan (tautan arsip).
Rekaman serupa juga dibagikan oleh Nusantara TV dan Hariane.com (tautan arsip di sini dan sini).
AFP sebelumnya telah membantah misinformasi lain terkait bencana di Sumatra.
Hak Cipta © AFP 2017-2025. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami