Satu dari keempat foto diambil saat demonstrasi di Hong Kong di bulan Oktober 2019
- Artikel ini berusia lebih dari setahun.
- Diterbitkan pada hari Jumat 19/06/2020 pukul 10:55
- Waktu baca 8 menit
- Oleh: AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2025. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
Keempat foto itu telah dibagikan lebih dari 1.000 kali di sini sejak diunggah di Facebook pada tanggal 9 Juni 2020.
Status Facebook itu tertulis: “Jika dalam 2 minggu ke depan rakyat Amerika yg melanggar PSBB tidak jadi mayat yg berserakan di jalanan, maka saya yakin bahwa Ketakutan akan Corona itu cuma penipuan yg diciptakan WHO dan di Support oleh Media Massa.”
Gelombang demonstrasi anti rasisme terjadi di berbagai daerah di Amerika setelah seorang pria kulit hitam terbunuh di tangan seorang polisi saat saat penangkapan pada tanggal 25 Mei 2020. Insiden itu dipandang banyak pihak sebagai representasi kekerasan kepolisian terhadap warga kulit hitam.
AFP telah melaporkan gelombang aksi unjuk rasa di AS itu di sini, di sini dan di sini.
Hingga tanggal 18 Juni 2020, Amerika mencatat angka kasus COVID-19 tertinggi di dunia dengan lebih dari 2.1 juta kasus positif dan hampir 117.000 kasus kematian, menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ini.
Foto-foto itu juga telah dibagikan lebih dari 200 kali setelah diunggah di Facebook dengan klaim yang mirip di sini, di sini, di sini dan di sini.
Foto-foto tersebut juga diunggah dengan klaim yang mirip dalam bahasa Arab di sini dan di sini.
Namun, klaim tersebut menyesatkan: satu dari keempat foto diambil saat demonstrasi di Hong Kong pada bulan Oktober 2019.
Foto pertama
Pencarian gambar terbalik dan pencarian kata kunci di Google menemukan bahwa salah satu foto yang menunjukkan sejumlah orang memegang bendera Amerika sebelumnya dimuat dalam laporan The New York Times tanggal 12 November 2019 ini tentang aksi unjuk rasa di Hong Kong.
Berikut tangkapan layar laporan The New York Times itu:
Keterangan foto artinya: “Para demonstran berunjuk rasa bulan lalu di Hong Kong.” Kredit foto itu diberikan kepada fotografer Lam Yik Fei.
Berikut perbandingan tangkapan layar antara foto pertama di unggahan menyesatkan (kiri) dan foto yang dimuat The New York Times (kanan):
Lam mengunggah foto lain dari kejadian yang sama di akun Instagramnya pada tanggal 17 Oktober 2019, dengan judul unggahan: “Hong Kong. 14-10-2019.”
The South China Morning Post, surat kabar berbahasa Inggris di Hong Kong, juga melaporkan aksi unjuk rasa itu pada tanggal 14 Oktober 2019 di sini. Judul berita tersebut artinya: “Demonstran Hong Kong memenuhi Chater Garden dan tumpah ruah ke jalanan sekitar di Central, meminta Amerika mengeluarkan RUU demokrasi.”
Lokasi tempat demonstrasi itu bisa dilihat di Google Street Views di sini.
Tiga foto lainnya diambil di Amerika di akhir bulan Mei 2020.
Foto kedua
Foto kedua, yang menunjukkan lampu lalu lintas dan jalanan yang dipenuhi massa yang memegang spanduk adalah foto AFP yang diambil saat aksi protes menentang rasisme di Houston, Texas, pada tanggal 29 Mei 2020. Foto aslinya bisa dilihat di bawah ini:
Keterangan foto itu artinya: “Demonstran berarak saat aksi unjuk rasa di Houston, Texas, pada tanggal 29 Mei 2020, atas meninggalnya George Floyd, pria kulit hitam yang tewas setelah seorang polisi kulit putih menekan lehernya lehernya dengan lutut selama beberapa menit. Gelombang demonstrasi sedang digelar di berbagai daerah di Amerika setelah George Floyd meninggal di tahanan kepolisian pada tanggal 25 Mei.”
The Houston Chronicle melaporkan aksi unjuk rasa itu di sini pada tanggal 29 Mei 2020.
Berikut perbandingan tangkapan layar antara foto kedua di unggahan menyesatkan (kiri) dan foto AFP (kanan):
Foto ketiga
Foto ketiga, yang menunjukkan orang-orang mengepalkan tangan, juga adalah foto AFP, yang bisa dilihat di sini. Foto itu diambil saat aksi demonstrasi menentang rasisme di Washington DC pada tanggal 31 Mei 2020.
Berikut tangkapan layar foto asli AFP itu:
Sebagian keterangan gambar artinya: “Para demonstran berkumpul untuk berunjuk rasa atas meninggalnya George Floyd di dekat Gedung Putih pada tanggal 31 Mei 2020 di Washington DC.”
Berita dari stasiun TV NBC15 ini, yang dimuat tanggal 31 Mei 2020, melaporkan aksi demonstrasi di Washington DC itu.
Berikut perbandingan tangkapan layar antara foto ketiga di unggahan menyesatkan (kiri) dan foto AFP (kanan):
Foto keempat
Foto keempat, yang menunjukkan massa berkerumun di dekat mobil yang sedang terbakar, sebelumnya pernah dimuat dalam laporan berbahasa Spanyol tertanggal 30 Mei 2020 ini tentang demonstrasi anti rasisme di depan markas CNN di Atlanta, Georgia.
CNN mengunggah beberapa foto tentang kejadian yang sama di Twitter di sini pada tanggal 29 Mei 2020.
The front of CNN Center in Atlanta was the scene of violent protests on Friday evening that resulted in damage to the front of the building and inside https://t.co/Uz5PsPdoND pic.twitter.com/TsIsu9LCbn
— CNN (@CNN) May 30, 2020
Cuitan akun CNN itu artinya: “Di depan markas CNN di Atlanta ada aksi demonstrasi anarkis pada hari Jumat malam yang berujung pada rusaknya bagian depan dan bagian dalam gedung itu.”
Berikut perbandingan tangkapan layar foto keempat di unggahan menyesatkan (kiri) dan salah satu foto CNN itu (kanan) – AFP telah melingkari bagian-bagian yang mirip dengan warna merah:
Berita CNN ini melaporkan aksi demonstrasi di depan markasnya pada tanggal 29 Mei 2020, ditulis oleh salah satu wartawannya, Fernando Alfonso III.
Di hari yang sama, Alfonso mencuitkan video dari kejadian yang sama di sini, yang memperlihatkan setidaknya satu orang yang sama di foto unggahan menyesatkan.
Berikut perbandingan antara foto keempat di unggahan menyesatkan (kiri) dan tangkapan layari video jurnalis CNN (kanan); AFP telah melingkari pria yang sama pada foto dan tayangan video:
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami