WHO mengatakan belum ada ‘obat khusus’ untuk virus corona jenis baru

  • Artikel ini berusia lebih dari setahun.
  • Diterbitkan pada hari Kamis 20/02/2020 pukul 08:25
  • Waktu baca 8 menit
  • Oleh: AFP Malaysia, AFP Indonesia
Unggahan yang berisi tujuh foto telah dibagikan ratusan kali di Facebook dengan klaim bahwa petugas medis dari Israel telah menyembuhkan pasien virus corona baru di Tiongkok dengan vaksin baru. Klaim itu salah: sampai saat ini belum ada vaksin untuk penyakit virus corona jenis baru – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berkata belum ada “obat khusus” untuk “mencegah atau mengobati” penyakit tersebut tapi kini sedang “membantu mengoordinasi usaha dengan berbagai mitra untuk mengembangkan obat”. Selain itu, tak satupun foto mendukung klaim tersebut. 

Foto-foto itu muncul di Facebook di sini pada tanggal 4 Februari 2020 dan telah dibagikan 733 kali. 

Unggahan tersebut terdiri dari tujuh foto. Foto pertama memperlihatkan petugas medis yang tengah menangani pasien; foto kedua menunjukkan pasukan militer yang hendak naik ke pesawat; foto ketiga memperlihatkan petugas medis Israel berpose dengan latar bendera Israel; foto keempat menunjukkan seorang petugas medis memeriksa keadaan pasien; foto kelima memperlihatkan tangkapan layar laporan berita; foto keenam menunjukkan poster dengan ayat Alkitab; dan foto ketujuh memperlihatkan seorang pria dengan mikroskop. 

Berikut tangkapan layar unggahan menyesatkan itu:

Image
Tangkapan layar unggahan menyesatkan

Status unggahan tersebut berbunyi: “Dokter Israel bantu RRC ttg wabah virus corona 427 orang dengan percobaan vaksin produk dr Israel dinyatakan sembuh Puji Tuhan. Kerjasama Dr.Israel dan Dr.China ada solusi mengentaskan wabah berbahaya.” 

Foto-foto yang sama juga muncul di Facebook di sini, di sini, di sini dan di sini dengan klaim serupa.

Sebagian dari foto diunggah di Facebook dengan klaim yang mirip dalam bahasa Malaysia di sini, di sini dan di sini

Klaim itu salah: sampai saat ini belum ada vaksin untuk penyakit virus corona jenis baru – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berkata belum ada “obat khusus” untuk “mencegah atau mengobati” penyakit tersebut tapi mereka kini sedang “membantu mengoordinasi usaha dengan berbagai mitra untuk mengembangkan obat”. Selain itu, tak satupun foto mendukung klaim tersebut. 

Menurut laporan surat kabar Israel, The Jerusalem Post, lembaga swadaya masyarakat (LSM) Israel yaitu IsraelAID telah mengirimkan “pasokan medis” ke Tiongkok pada awal Februari, saat negara tersebut sedang berjuang melawan virus corona yang mewabah. 

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, paragraf pertama laporan yang diterbitkan pada tanggal 4 Februari 2020 itu berbunyi: “Lembaga swadaya masyarakat (LSM) kemanusian Israel IsraAID, bekerja sama dengan Kamar Dagang Israel-Tiongkok dan David Ashkenazi dari ICCB Capital, telah mengirimkan pasokan medis melalui penerbangan terakhir dari Tel Aviv ke Tiongkok, yang berangkat pada hari Senin.” 

Akan tetapi, sampai tanggal 20 Februari 2020, pedoman WHO tetap menyatakan bahwa “tidak ada obat khusus” untuk mencegah atau mengobati virus corona tipe baru. 

Sebagian pedoman tersebut berbunyi: “Sampai saat ini, tidak ada obat khusus yang direkomendasikan untuk mencegah atau mengobati virus corona baru. Akan tetapi, siapapun yang terinfeksi 2019-nCoV harus menerima perawatan yang tepat untuk mengurangi dan mengobati gejalanya, dan siapapun dengan penyakit yang parah harus menerima perawatan pendukung yang optimal. 

“Beberapa perawatan khusus sedang diteliti dan akan diuji melalui uji klinis. WHO sedang membantu mengoordinasikan pengembangan obat-obatan untuk mengobati nCoV dengan berbagai mitra.”

Israel juga mengambil bagian dalam upaya global ini untuk mengembangkan vaksin virus corona tipe baru. Laporan The Jerusalem Post ini berjudul “Netanyahu menyetujui rencana untuk basis penelitian vaksin virus corona”, perdana menteri Israel telah menyetujui pengembangan fasilitas penelitian baru untuk vaksin virus corona baru. 

Paragraf pertama laporan yang diterbitkan pada tanggal 3 Februari 2020 ini berbunyi: “Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengarahkan otoritas kesehatan untuk mengembangkan vaksin virus corona tipe baru dan menyetujui rencana untuk mendirikan pabrik vaksin di negara tersebut pada hari Minggu, di tengah penyebaran virus tersebut di seluruh dunia.” 

Berikut tangkapan layar laporan itu:

Image
Tangkapan layar laporan

Sementara itu, AFP menemukan foto-foto yang di unggahan menyesatkan tidak berkaitan dengan klaim yang dibuat. Berikut penjabarannya. 

-- Foto-foto petugas medis -- 

Ada tiga foto yang memperlihatkan petugas medis yaitu foto pertama, foto ketiga dan foto keempat. 

Foto pertama yang memperlihatkan petugas medis tengah menangani pasien diunggah situs web resmi Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di sini

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, keterangan foto itu berbunyi: “Dokter-dokter IDF merawat pasien di rumah sakit lapangan di Filipina.” 

Berikut perbandingan tangkapan layar foto pertama di unggahan menyesatkan (kiri) dan foto di situs web resmi IDF (kanan): 

Image
Perbandingan foto di pertama di unggahan menyesatkan (kiri) dan foto di situs web resmi IDF (kanan)

Foto ketiga yang menunjukkan foto petugas medis yang berpose dengan latar bendera Israel merupakan foto stok yang bisa ditemukan di laman penyedia gambar Shutterstock di sini

Berikut perbandingan tangkapan layar foto ketiga di unggahan menyesatkan (kiri) dan foto di Shutterstock (kanan):

Image
Perbandingan tangkapan layar foto ketiga di unggahan menyesatkan (kiri) dan foto di Shutterstock (kanan) 

Foto keempat yang memperlihatkan seorang petugas medis yang tengah memeriksa keadaan pasien merupakan foto media pemerintah Tiongkok Xinhua yang diunggah di sini pada tanggal 24 Januari 2020. 

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, keterangan foto itu berbunyi: “Seorang petugas medis memeriksa infus seorang pasien di ICU (unit perawatan intensif) Rumah Sakit Zhongnan Universitas Wuhan di Wuhan, di Provinsi Hubei, di Tiongkok bagian tengah, 24 Januari 2020. Pada hari Kamis tengah malam, Provinsi Hubei di Tiongkok bagian tengah melaporkan 549 kasus pneumonia virus corona baru yang telah dikonfirmasi secara kumulatif, dengan 495 kasus di Wuhan, ibu kota provinsi tersebut.”

Berikut perbandingan tangkapan layar foto keempat di unggahan menyesatkan (kiri) dengan foto oleh Xinhua (kanan):

Image
Perbandingan tangkapan layar foto keempat di unggahan menyesatkan (kiri) dengan foto oleh Xinhua (kanan)

-- Foto militer -- 

Foto kedua di unggahan menyesatkan memperlihatkan foto orang-orang berseragam militer menaiki pesawat. 

Pencarian gambar terbalik di Google diikuti dengan pencarian kata kunci menemukan foto asli ini oleh Xinhua, media pemerintah Tiongkok, yang dipublikasikan pada tanggal 25 Januari 2020. 

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, keterangan foto itu berbunyi: “Foto yang diambil pada tanggal 24 Januari 2020 ini memperlihatkan tim bantuan medis dari Universitas Army Medical berangkat menuju Wuhan yang terletak di barat daya Chongqing di Tiongkok. Di malam tahun baru Imlek, satu grup berisi 150 petugas medis dari Universitas Army Medical berangkat ke Wuhan, pusat wabah virus corona baru (2019-nCoV), untuk memberikan bantuan medis.” 

Berikut perbandingan foto keempat di unggahan menyesatkan (kiri) dan foto oleh Xinhua (kanan):

Image
Perbandingan foto keempat di unggahan menyesatkan (kiri) dan foto oleh Xinhua (kanan)

-- Foto laporan berita dan poster --

Foto kelima menunjukkan tangkapan layar laporan berita sedangkan foto keenam adalah gambar yang ditempeli ayat Alkitab dalam bahasa Inggris. 

Foto kelima adalah tangkapan layar laporan media Batam Xinwen pada tanggal 1 Februari 2020 ini, dengan judul: “Sebanyak 243 Pasien di China Dinyatakan Sembuh dari Corona,” yang merupakan terbitan ulang laporan kantor berita Antara.  

Dua paragraf pertama laporan Batam Xinwen berbunyi: “Otoritas kesehatan China menebut 243 orang dinyatakan sembuh dari corona dan diizinkan meninggalkan rumah sakit. Hal ini memberi dampak positif di tengah kondisi ini makin mewabahnya virus corona yang hingga kini telah merenggut 259 jiwa.

“Otoritas kesehatan setempat juga menyebutkan 17.988 kasus lainnya masih berstatus terduga.”

Foto itu sebelumnya muncul di laporan China Daily, harian bahasa Inggris pemerintah Tiongkok, pada tanggal 31 Januari 2020 ini.

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, keterangan foto itu berbunyi: “Seorang pria berumur 67 tahun bermarga Wan dan istrinya, keduanya sebelumnya terpapar virus corona baru, keluar dari sebuah rumah sakit di Wuhan pada hari Jumat. Seorang dokter ikut merayakan dengan pasangan itu di bangsal rumah sakit. [Foto oleh Gao Xiang/diberikan ke chinadaily.com.cn]”. 

Laporan di media Indonesia dan Tiongkok tidak menyebutkan bahwa pasien-pasien tersebut disembuhkan oleh dokter dari Israel. 

Berikut perbandingan tangkapan layar foto kelima di unggahan menyesatkan (kiri) dan laporan Batam Xinwen (kanan):

Image
Perbandingan tangkapan layar foto kelima di unggahan menyesatkan (kiri) dan laporan Batam Xinwen (kanan)

Sementara itu, foto ilustrasi tangan yang sedang berdoa bisa ditemukan di situs web organisasi Kristen nirlaba ChinaSource di sini

Ayat Alkitab yang ditempelkan di foto tersebut diambil dari kitab 2 Tawarikh 7:14 yang berbunyi: “Dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.” 

Berikut perbandingan tangkapan layar foto keenam di unggahan menyesatkan (kiri) dan foto ilustrasi di laman ChinaSource (kanan):

Image
Perbandingan tangkapan layar foto keenam di unggahan menyesatkan (kiri) dan foto ilustrasi di laman ChinaSource (kanan)

-- Foto pria dengan mikroskop --

Foto ketujuh memperlihatkan pria yang sedang berdiri di sebelah mikroskop. 

Pencarian gambar terbalik di Google menemukan foto ini di situs web fotografer David Wegner. Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, keterangan foto itu berbunyi: “Potret Profesor Ali Mohamed Zaki di kantornya di Kairo, Mesir, pada tanggal 15 Maret. Zaki mendiagnosis pasien virus corona pertama di Arab Saudi. Dia kemudian dipecat karena mengumumkannya sendiri, tetapi informasi tersebut digunakan untuk mendiagnosis pasien lain di Britania Raya.” 

Berikut perbandingan tangkapan layar foto ketujuh di unggahan menyesatkan (kiri) dan foto di situs web fotografer Degner (kanan):

Image
Perbandingan tangkapan layar foto ketujuh di unggahan menyesatkan (kiri) dan foto di situs web fotografer Degner (kanan)

Menurut laporan The Guardian tertanggal 15 Maret 2013 ini, Profesor Zaki adalah ilmuwan dari Mesir yang mengidentifikasi virus corona tipe baru yang menyebabkan MERS (Sindrom Pernapasan Timur Tengah), bukan vaksin. 

AFP sebelumnya telah menerbitkan laporan periksa fakta ini yang menyanggah bahwa Profesor Zaki menemukan vaksin untuk virus corona tipe baru. 

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami