Seorang ibu hamil menerima vaksin Covid-19 Sinovac di Surabaya pada tanggal 19 Agustus 2021. ( AFP / Juni Kriswanto)

Ibu yang divaksin bukan penyebab gagal ginjal akut pada anak, kata pakar medis

  • Artikel ini berusia lebih dari setahun.
  • Diterbitkan pada hari Senin 14/11/2022 pukul 09:02
  • Waktu baca 3 menit
  • Oleh: AFP Indonesia
Para ahli kesehatan menegaskan bahwa vaksin Covid-19 yang diberikan pada ibu hamil dan ibu menyusui bukanlah penyebab munculnya kasus gagal ginjal akut pada anak, seperti diklaim berbagai postingan salah di medsos. Kementerian Kesehatan RI telah menyatakan bahwa kasus gagal ginjal akut, yang telah menewaskan lebih dari 190 anak di awal bulan November 2022, terkait dengan zat berbahaya yang ditemukan dalam obat sirup.

"Gagal ginjal pada balita karena vaksin MRNA. ibunya pas hamil atau menyusui udah disuntik vaksin. dokter dan media berusaha menutup-nutupi dan mau menyalahkan covid sama obat. padahal VAKSIN," tulis cuitan ini, yang diunggah pada tanggal 19 Oktober 2022.

Postingan di Twitter tersebut telah dibagikan lebih dari 600 kali.

Image
Tangkapan layar unggahan menyesatkan, diambil pada tanggal 11 November 2022. ( Gemma CAHYA)

Unggahan tersebut beredar selepas pengumuman Kemenkes di pertengahan bulan Oktober 2022 tentang naiknya kasus gagal ginjal akut pada anak-anak, dengan mayoritas korban anak berumur 5 tahun ke bawah.

Gagal ginjal akut adalah kondisi di mana ginjal tiba-tiba berhenti bekerja dengan baik, dan dapat mencakup gagal ginjal total.

Hingga tanggal 6 November 2022, Kemenkes telah mencatat 324 kasus gagal ginjal akut pada anak, 195 di antaranya berujung pada kematian.

Menurut Kemenkes, angka kematian juga paling banyak terjadi di antara anak balita berusia 1-5 tahun.

Umur minimum penerima vaksin Covid-19 di Indonesia saat ini adalah 6 tahun.

Postingan lain yang mengklaim bahwa kasus gagal ginjal disebabkan oleh vaksin Covid-19 yang diberikan pada ibu hamil maupun ibu menyusui telah dibagikan lebih dari 480 kali sesudah beredar di Twitter di sini dan di sini, dan di Facebook di sini dan di sini.

Video podcaster Babeh Aldo, alias Ali Ridho Assegaf, yang membuat klaim serupa, telah ditonton lebih dari 254.000 kali selepas tersebar di YouTube di sini, di Twitter di sini and di sini, dan di Facebook di sini.

Namun, klaim tersebut salah.

Obat sirup

Kemenkes mengaitkan kasus gagal ginjal akut pada anak dengan obat sirup yang mengandung cemaran berbahaya, seperti dietilen glikol (DE) dan etilen glikol (EG).

Pada tanggal 6 November 2022, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan ada penurunan kasus baru gagal ginjal akut dan angka kematian baru setelah pemerintah melarang sementara menjual dan meresepkan obat sirup sekitar tiga minggu sebelumnya.

Seperti dilansir AFP pada tanggal 9 November 2022, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mencabut ijin dua perusahaan farmasi yang menyalurkan bahan yang dipakai dalam obat sirup yang terkait dalam kasus gagal ginjal akut.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan mereka telah menemukan DE dan EG dalam "jumlah yang tak dapat diterima" pada obat sirup dan memperingatkan bahwa obat sirup ini dapat dikaitkan dengan kematian hampir 70 anak akibat gagal ginjal akut di negara tersebut.

Tak ada hubungan dengan vaksin

Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, dokter anak dan anggota Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), mengatakan tidak ada kaitan antara vaksin Covid-19 yang diberikan pada ibu hamil maupun ibu menyusui dengan kasus gagal ginjal akut pada anak.

Katanya kepada AFP: "186 negara melakukan vaksinasi Covid-19 sejak tahun 2020. Tidak ada peningkatan bermakna gagal ginjal akut di 186 negara tersebut. Yang jumlahnya mendadak banyak hanya di Gambia dan Indonesia."

"Gagal ginjal ini bukan disebabkan karena vaksin Covid-19," baik yang diberikan pada anak maupun pada ibu mereka, kata dr. Dirga Sakti Rambe, vaksinolog dan dokter spesialis penyakit dalam. Ia menambahkan bahwa klaim tersebut tidak logis.

Dia menggarisbawahi bahwa ada milyaran orang di dunia, termasuk ibu hamil dan menyusui, yang telah menerima vaksin Covid-19 di seluruh dunia, namun maraknya kasus gagal ginjal akut tidak dilaporkan di banyak negara.

"Dinas Kesehatan dan Kementerian Kesehatan melakukan penyelidikan epidimiologi ," kata dr. Dirga. "Jadi kesimpulan cemaran obat ini bukan mendadak, semuanya sudah dicek, termasuk riwayat Covid-19, riwayat vaksinasinya, semuanya dicek."

Kemenkes juga sebelumnya telah membantah dugaan hubungan antara kasus gagal ginjal akut dan vaksin Covid-19.

“Sampai saat ini kejadian gagal ginjal akut tidak ada kaitannya dengan vaksin Covid 19 maupun infeksi COVID-19” kata dr. M. Syahril, jubir Kemenkes, dalam rilis media tertanggal 18 Oktober 2022.

Di situs resmi Covid-19, pemerintah menyatakan klaim bahwa kasus gagal ginjal akut disebabkan oleh ASI dari ibu yang telah divaksin adalah "hoaks".

AFP sebelumnya menerbitkan laporan periksa fakta perihal klaim salah lain bahwa kasus gagakut ginjal disebabkan oleh vaksin Covid-19 yang diberikan pada anak-anak.

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami