Para pakar membantah klaim salah Siti Fadilah tentang miokarditis dan vaksin Covid-19

  • Artikel ini berusia lebih dari setahun.
  • Diterbitkan pada hari Selasa 10/10/2023 pukul 13:34
  • Diperbarui pada hari Selasa 10/10/2023 pukul 14:40
  • Waktu baca 4 menit
  • Oleh: AFP Indonesia
Video mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, yang menyampaikan klaim salah bahwa konsumsi kunyit dan nanas dapat menyembuhkan miokarditis akibat vaksin Covid-19 telah ditonton ratusan ribu kali di media sosial. Namun, ahli medis mengatakan pada AFP bahwa "tidak ada bukti" nanas dan kunyit dapat mengobati myocarditis.

"Kunyit + Nanas," demikian tulisan status postingan Facebook ini, yang diunggah pada tanggal 3 September 3 2023.

Postingan tersebut membagikan sebuah video yang menunjukkan mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari yang mengatakan vaksin Covid-19 telah menyebabkan banyak kasus miokarditis -- atau peradangan otot jantung -- di negara-negara Barat.

Dia kemudian mengklaim sorang dokter asal Kanada yang bernama William Makis telah menemukan bahwa mengonsumsi kunyit dan nanas -- yang mengandung curcumin dan bromelain -- bisa menyembuhkan kondisi tersebut.

"Jadi mereka sedang sangat berbahagia menemukan herbal yaitu curcumin dan nanas dicampur jadi satu dan ternyata efeknya bisa melawan side effect dari vaksin Covid yang disuntikkan," kata Siti Fadilah.

Video berdurasi dua menit dan 38 detik tersebut telah ditonton lebih dari 122.000 kali.

Image
Tangkapan layar postingan sesat, diambil pada tanggal 10 Oktober 2023

Siti Fadilah, yang menjabat sebagai menkes dari tahun 2004 hingga 2009, dikenal sering membagikan teori konspirasi tentang Organisasi Kesahatan Dunia (WHO) dan vaksin Covid selama pandemi, seperti dilaporkan di sini, sini dan sini (tautan arsip ini, ini dan ini).

Pada tahun 2017, dia divonis empat tahun penjara setelah terbukti menerima suap dalam kasus korupsi pengadaan alat kesehatan (tautan arsip).

Sementara itu, Makis -- yang namanya disebut Siti Fadilah dalam video -- berkali-kali membuat klaim salah tentang vaksin Covid-19, yang beberapa di antaranya disanggah oleh AFP di sini dan di sini.

Video yang sama telah ditonton lebih dari 222.000 kali setelah dibagikan di Facebook, Instagram, TikTok, SnackVideo, YouTube dan X, sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

Namun, klaim tersebut salah.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS dan WHO, kasus miokarditis setelah vaksinasi mRNA Covid-19 "jarang" terjadi, dan kalaupun ada kasusnya ringan dan kebanyakan pasien sembuh dengan cepat setelah melalui perawatan (tautan arsip ini dan ini).

Ahli kesehatan menyampaikan pada AFP bahwa riset-riset menemukan lebih besar kemungkinan seseorang menderita miokarditis setelah terinfeksi virus Covid-19 ketimbang setelah menerima vaksin Covid-19.

Mereka juga membantah klaim bahwa kunyit dan nanas bisa menyembuhkan miokarditis.

'Tidak ada bukti'

Saat dikontak AFP, dr. Ade Meidian Ambari, dokter spesialis jantung dan presiden Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), mengatakan bahwa meskipun kunyit -- yang mengandung curcumin -- dan nanas -- yang mengandung bromelain -- memiliki manfaat anti-inflamasi tertentu, hal ini masih "harus diteliti lebih dalam" (tautan arsip).

Dia juga menyampaikan bahwa penanganan miokarditis berbeda untuk setiap pasien, dan adalah penting untuk mengonsultasikan hal ini pada tenaga medis profesional untuk memahami keadaan tiap-tiap kasus.

"Contohnya jika disebabkan oleh infeksi, maka penanganannya meliputi tata laksana infeksi tersebut. Selain itu, penanganan miokarditis juga diberikan berdasarkan gejala yang dialami pasien, " katanya pada AFP pada tanggal 19 September, 2023.

Dr. David Gorski, guru besar Wayne State University School of Medicine di AS dan redaktur pelaksana situs Science-Based Medicine, juga membantah klaim tersebut (tautan arsip).

"Setahu saya, tidak ada bukti yang mendukung bahwa kunyit dan/atau nanas dapat berguna ataupun mengobati miokarditis yang disebabkan oleh baik infeksi, vaksin maupun idiopatik," tulisnya dalam email kepada AFP pada tanggal 10 Oktober 2023. "Sepengetahuan saya, tak ada mekanisme biologis yang masuk akal dimana kunyit dan/atau nanas dapat digunakan untuk mengobati miokarditis."

Gorski juga pernah mendiskusikan tentang bromelain dalam artikel yang ditulisnya untuk menyanggah pengobatan abal-abal "efek samping Covid" (tautan arsip).

Pengobatan untuk miokarditis yang terjadi setelah vaksin Covid umumnya melibatkan obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAIDs), kolkisin, steroid, dan imunoglobulin intravena, menurut para ahli medis di sini, di sini dan di sini (tautan arsip ini, ini dan ini).

Sementara itu, pada tanggal 15 September 2023, Prof. Hindra Irawan Satari, ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI), menyampaikan pada AFP bahwa risiko orang terinfeksi Covid-19 menderita miokarditis "tujuh kali lebih tinggi" dibandingkan dengan mereka yang menerima vaksin.

Komentarnya sesuai dengan studi tahun 2022 yang dilakukan ilmuwan di Penn State College of Medicine, yang berkesimpulan bahwa risiko terkena miokarditis "lebih dari tujuh kali lebih tinggi dalam kelompok infeksi dibandingkan dengan kelompok vaksinasi" (tautan arsip).

'Disinformasi'

Kementerian Kesehatan RI juga telah menyanggah klaim Siti Fadilah di laman resmi Facebook mereka pada tanggal 5 September 2023 (tautan arsip).

"[DISINFORMASI] Vaksinasi Covid-19 Meningkatkan Risiko Miokarditis," demikian bunyi judul tulisan di dalam poster tersebut.

Postingan tersebut juga membagikan tangkapan layar dari video menyesatkan tersebut, dengan cap tulisan berbunyi "DISINFORMASI" ditempelkan di atas gambar.

Meskipun wajah orang tersebut ditutupi, namun dapat terlihat jelas dari pakaian, jilbab, mikrofon dan latar belakang bahwa gambar itu dari video Siti Fadilah di mana ia menyampaikan klaim salah.

AFP sebelumnya membongkar misinformasi yang menghubungkan miokarditis dengan vaksin Covid-19 di sini, sini dan sini.

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami