Ini video politisi Thailand bicara soal partainya, bukan 'PM Thailand komentar soal capres Indonesia dukungannya'

  • Diterbitkan pada hari Kamis 12/10/2023 pukul 06:51
  • Diperbarui pada hari Rabu 07/02/2024 pukul 16:42
  • Waktu baca 3 menit
  • Oleh: AFP Indonesia, AFP Thailand
Telah ditonton ratusan ribu kali sebuah video di Instagram, Facebook dan TikTok yang berisi narasi salah bahwa rekaman itu menunjukkan PM Thailand buka suara soal calon presiden yang didukungnya di Pilpres 2024 di Indonesia. Video itu sebenarnya merekam politisi Thailand Pita Limjaroenrat -- bukan Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin -- saat sedang berbicara kepada wartawan soal pemilihan pimpinan baru di partai politiknya, tak lama setelah ia mengundurkan dari jabatan itu pada bulan September 2023. 

"PM Thailand buka suara soal capres indonesia yang dia dukung di pilpres 2024," tulis teks dalam video Instagram ini, yang telah ditonton 135.000 kali sejak diunggah tanggal 24 September 2023.

Dalam video, terlihat seorang pria berjas sedang berdiri di hadapan sekumpulan wartawan.  

Saat seorang wartawan melontarkan pertanyaan, ada takarir berbahasa Indonesia bertuliskan:"Mengenai pilpres di indonesia 2024, siapa capres yang bapak dukung? Ganjar atau Prabowo?"

Takarir itu berganti ke bahasa Thailand manakala pria di video itu menjawab pertanyaan dalam bahasa Thailand.

Image
Tangkapan layar video sesat, diambil pada tanggal 6 Oktober 2023

Salah satu komentar di video itu berkata, "Jawaban PM Thailand saat ditanya Wartawan terkait Pilpres di Indonesia; 'Untuk pertanyaan tersebut saya tidak ada jawabannya, bukan karna beda Negara tapi beda Pilihan, Anda tanya Ganjar atau Prabowo sedangkan Saya sendiri lebih melihat kepada sosok kecerdasan Anies Baswedan'." 

Video itu ditonton lebih dari 860.000 kali selepas beredar di postingan Facebook ini dan ini, serta di TikTok ini, ini dan ini.

Namun pria di video itu bukanlah perdana menteri Thailand, dan ia tidak berbicara soal Pilpres 2024.

Mantan pemimpin partai

Pria yang terlihat berbicara di video adalah Pita Limjaroenrat, politisi dan pebisnis Thailand berusia 42 tahun yang memimpin partai yang bernama Move Forward Party (MFP) dalam pemilu parlemen 2023 di negeri Gajah Putih.

MFP meraih suara terbanyak, namun upaya Pita menjadi perdana menteri dijegal kelompok militer dan pro-kerajaan.

Setelah kebuntuan politik berbulan-bulan, mantan taipan properti Srettha Thavisin, 61 tahun, akhirnya dipilih menjadi perdana menteri pada tanggal 22 Agustus 2023.

Pencarian terbalik di Google menggunakan beberapa potongan gambar dari unggahan sesat, AFP menemukan bahwa video aslinya adalah sebuah siaran langsung dari Voice TV, media Thailand, yang diunggah di YouTube pada tanggal 15 September 2023 (tautan arsip). 

Diterjemahkan dari bahasa Thailand, judul videonya adalah: "Pita Limjaroenrat menjawab wawancara dari wartawan setelah mengumumkan pengunduran diri dari jabatan pemimpin Move Forward Party."

AFP juga meliput pengunduran diri Pita tersebut di hari yang sama.

Awal video sesat cocok dengan detik ke-23 video Voice TV. Adegan itu menunjukkan Pita sedang menaiki tangga.

Bagian selanjutnya di video sesat, di mana terlihat Pita sedang menjawab pertanyaan wartawan, cocok dengan menit 5:17 di video Voice TV.

Berikut adalah perbandingan antara video sesat (kiri) dan video Voice TV (kanan):

Image
Perbandingan tangkapan layar video sesat (kiri) dan video asli dari Voice TV (kanan)

Tidak begitu jelas apakah yang ditanyakan wartawan di bagian itu, namun terdengar kata-kata bahasa Thailand yang berarti "proses seleksi".

Jawaban Pita jelas terdengar: "Hal itu bergantung pada pertemuan partai dan para anggota dapat memilih siapa yang menjadi pimpinan Move Forward Party selanjutnya.

"Faktor lainnya adalah individu-individunya -- orang yang mengajukan nama dan orang yang diajukan itu mau atau tidak untuk menjadi pemimpin partai berikutnya."

Jawaban Pita di video sesat dipotong setelah ia mengucapkan "individu-individunya".

Lebih lanjut, teks bahasa Thailand yang muncul di video sesat terdiri atas kata-kata yang tidak berhubungan dengan jawaban Pita. Misalnya "kemenangan Srettha", "yang mengusulkan" dan "sangat".

Sebelumnya pada tahun 2019, AFP pernah membongkar narasi sesat bahwa polisi Thailand mengomentari kisruh pascapemilu di Jakarta.

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami