Ini video konflik di Sudan, bukan 'Israel mengebom anak-anak Palestina'

Israel terus memborbardir kawasan Palestina di Gaza sebagai respons atas serangan militan Hamas di perbatasan kedua negara pada 7 Oktober 2023. Namun, sebuah video grafik yang telah ditonton ribuan kali di media sosial tidak menunjukkan drone Israel menjatuhkan ledakan ke anak-anak Palestina di sebuah fasilitas tangki air. Video tersebut aslinya menunjukkan tentara Sudan mengebom tempat penyimpanan bahan bakar di Khartoum saat negara itu diterpa perang saudara.

PERINGATAN: Video mengandung tayangan visual kekerasan.

"Saksikan kejahatan dan kebencian zionis Israel terhadap anak-anak Gaza," tulis keterangan di unggahan Facebook ini, yang diunggah pada tanggal 25 Oktober 2023.

"Sekelompok anak-anak berkumpul di tangki air di bagian timur Gaza untuk mendapatkan air minum, dan zionis Israel mengintai mereka dari udara dan melemparkan bom api ke arah mereka, membunuh mereka."

Unggahan itu menyertakan sebuah video yang diambil dari atas, menunjukkan sebuah senjata ledak dilepaskan dari ketinggian ke sekerumunan orang.

Video berdurasi 25 detik itu telah ditonton lebih dari 750 kali.

Image
Tangkapan layar unggahan sesat, diambil pada tanggal 7 November 2023

Hamas melancarkan serangan mendadak ke kawasan Israel pada 7 Oktober 2023, serangan yang memicu perang yang menewaskan ribuan orang Palestina dan Israel.

Menurut otoritas Israel, serangan Hamas tersebut adalah yang terparah dalam sejarah Israel, dilakukan oleh para militan yang melintasi perbatasan Gaza-Israel, menewaskan lebih dari 1.400 orang dan membuat lebih dari 230 orang disandera.

Israel merespons dengan melancarkan bombardir tanpa henti, yang menurut otoritas kesehatan di Gaza pada tanggal 6 November 2023, telah membunuh lebih dari 10.000 jiwa, termasuk 4.000 anak-anak.

Video itu telah ditonton lebih dari 4.600 kali selepas juga diunggah di postingan Facebook ini dan ini, postingan Instagram ini dan ini, serta postingan TikTok ini dan ini.

Postingan serupa juga menyebar dalam bahasa Inggris, bahasa Mandarin, bahasa Arab, bahasa Bengali dan bahasa Thai.

Video tersebut nyatanya tidak berkaitan dengan perang Israel-Hamas. Video aslinya menunjukkan serangan tentara Sudan ke tempat penyimpanan bahan bakar di ibu kota negara itu.

Penyimpanan bahan bakar

Pencarian gambar terbalik dan kata kunci tertentu menemukan beberapa versi video yang diunggah beberapa situs berita, yang melaporkan bahwa video itu menunjukkan angkatan bersenjata Sudan mengebom sebuah tangki bahan bakar yang digunakan kelompok paramiliter.

Video itu muncul di halaman Facebook Al Jazeera Sudan pada tanggal 12 Oktober 2023, juga di situs berita The News of Sudan di hari yang sama (tautan arsip ini dan ini).

"Sebuah drone yang dikendalikan militer Sudan menyasar sebuah tangki bahan bakar milik Pasukan Pendukung Cepat di Khartoum," tulis keterangan berbahasa Arab di video Al Jazeera.

Berikut perbandingan tangkapan layar video di unggahan sesat (kiri) dan video yang di laman Facebook Al Jazeera (kanan):

Image
Perbandingan tangkapan layar video di unggahan sesat (kiri) dan video yang di laman Facebook Al Jazeera (kanan)

Kelompok paramiliter Pasukan Pendukung Cepat (RSF) terlibat konflik bersenjata dengan faksi lain di militer Sudan sejak April 2023, menewaskan lebih dari 9.000 orang dan membuat nyaris 6 juta orang kehilangan tempat tinggal.

Fasilitas yang tampak di video adalah depot pengisian bahan bakar jet di dekat bandara Khartoum yang bisa dilihat di tampilan satelit Google Maps (tautan arsip).

Sejumlah bangunan di lokasi itu cocok dengan yang terlihat di video di unggahan sesat, terutama empat menara putih berbentuk tabung. Salah satu menaranya terlihat gosong di video sesat.

Berikut perbandingan tangkapan layar video di unggahan sesat (kiri) dan tampilan Google Maps (kanan), dengan menara dan bangunan lain yang sepadan ditandai oleh AFP.

Image
Perbandingan tangkapan layar video di unggahan sesat (kiri) dan tampilan Google Maps (kanan)

Laporan AFP lain yang menyanggah misinformasi lain terkait perang Israel-Hamas bisa dibaca di sini.

11 November 2023 Laporan ini diperbarui untuk menambahkan jumlah korban anak-anak.

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami