Sampul majalah Forbes yang menampilkan pemimpin Hamas ini adalah palsu

Media sosial dibanjiri misinformasi tentang perang Israel-Hamas, yang dipicu oleh serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023. Contohnya adalah beredarnya dua sampul majalah Forbes palsu yang mencela dua pemimpin Hamas yang diklaim menjadi miliarder karena terlibat tindakan kriminal. Juru bicara majalah bisnis Amerika itu mengonfirmasi pada AFP bahwa kedua sampul majalah tersebut adalah palsu. Selain itu, analisis AFP menemukan adanya kejanggalan dan kesalahan tata bahasa dalam sampul tersebut.

"Pemimpin HAMAS Khaled Mashal yg kaya raya, hidupnya bergelimangan harta namun tidak berjuang di medan tempur di Gaza," tulis sebuah postingan di X, sebelumnya dikenal sebagai Twitter, yang diunggah pada tanggal 6 November 2023.

"Akibat serangan Hamas ke Israel pd tgl 7 Oktober 2023, kini Gaza jd luluh lantak.

"Harta/ kekayaan Khaled mencapai Rp.36,4 Triliun. Dia tinggal di Doha, Qatar."

Postingan yang telah dibagikan ulang lebih dari 110 kali itu mengunggah foto Meshaal yang seolah-olah muncul di sampul majalah Forbes. Tulisan di atas "sampul" mengklaim bahwa lewat cara-cara kriminal kini harta kekayaan Meshaal telah mencapai $5 miliar.

Image
Tangkapan layar unggahan sesat pertama, diambil pada tanggal 5 Desember 2023

Khaled Mashal, juga ditulis Khaled Meshaal, adalah seorang mantan pemimpin Hamas yang mengundurkan diri sebagai ketua biro politik pada tahun 2017. Namun ia tetap punya pengaruh yang kuat dalam Hamas dan dianggap sebagai tokoh penting dalam kelompok yang lebih radikal.

Juga beredar di media sosial, foto pemimpin Hamas lainnya, Ismail Haniyeh, yang seolah-olah juga muncul di sampul majalah Forbes, dengan narasi bahwa dia secara ilegal telah meraup kekayaan $4 miliar.

"Lagi jadi model sampul," bunyi sebuah postingan yang membagikan foto Haniyeh itu di X pada tanggal 6 November 2023.

Image
Tangkapan layar unggahan sesat kedua, diambil pada tanggal 5 Desember 2023

Ismail Haniyeh adalah pemimpin politik Hamas sejak bulan Mei 2017. Saat ini dia tinggal dalam pengasingan dan membagi waktunya antara Turki dan Qatar.

Kedua postingan itu beredar sebulan selepas Hamas melakukan serangan pada Israel pada 7 Oktober 2023, yang menurut keterangan otoritas Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang, yang sebagian besar adalah masyarakat sipil, dan menawan sekitar 240 sandera.

Israel membalas dengan membombardir Gaza selama berminggu-minggu. Menurut keterangan kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas itu, hingga 4 Desember 2023, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 15.900 orang, sekitar 70% di antaranya wanita dan anak-anak.

Akun medsos Kementerian Luar Negeri Israel turut membagikan sampul majalah Forbes palsu di sini dan di sini pada tanggal 4 dan 5 November 2023.

Di kedua hari yang sama, akun resmi pemerintah Israel turut mengunggah kedua sampul palsu itu di sini dan di sini, di mana kedua postingan itu telah dicuitkan ulang 18.000 kali.

Mereka menyatakan dalam utas X ini dan ini -- bahwa kedua sampul itu "satire dan ilustratif" (tautan arsip ini dan ini).

Image
Tangkapan layar postingan pemerintah Israel, diambil pada tanggal 6 November 2023
Image
Tangkapan layar postingan Kementeri Luar Negeri Israel, diambil pada tanggal 6 November 2023

 

 

Gambar tersebut dibagikan dengan narasi serupa dalam bahasa Jerman, bahasa Spanyol, bahasa Mandarin, bahasa Jepang, bahasa Vietnam dan bahasa Persia.

Sampul palsu

Forbes menyampaikan pada AFP bahwa kedua sampul majalah itu palsu.

Bill Hankes, chief communications officer Forbes, menjelaskan dalam email kepada AFP pada tanggal 6 November 2023 bahwa dalam sampul palsu terdapat kejanggalan format yang tak akan ditemukan dalam sampul asli majalah Forbes (tautan arsip).

Sampul majalah Forbes yang pernah diterbitkan bisa dilihat di situs web mereka di sini (tautan arsip).

Image
Tangkapan layar edisi majalah bahasa Inggris yang diterbitkan Forbes, diambil pada tanggal 6 November 2023

Tidak ada satu pun sampul majalah Forbes yang menunjukkan para pemimpin Hamas.

Sampul majalah Forbes edisi bulan Oktober-November 2023 menunjukkan wajah CEO Meta, Mark Zuckerberg (tautan arsip).

Analisis AFP menemukan bahwa sampul palsu yang beredar menunjukkan beberapa hal yang janggal dan tidak konsisten dengan format majalah Forbes yang asli.

Di bagian atas sampul asli biasanya disebutkan laporan-laporan yang juga diterbitkan dalam edisi tersebut. Namun, terpampang di bagian atas gambar sampul editan, kalimat bahasa Inggris yang berarti: "Edisi istimewa dengan pembohong terbesar di dunia."

Untuk tanggal terbitnya, ditulis "October 07, 2023", padahal untuk penulisan tanggal di bawah angka 10, Forbes tidak menambahkan angka 0 pada tanggal.

Pada sampul majalah palsu juga disematkan kode batang (bar code) di pojok kanan bawah, namun di sampul majalah asli, kode tersebut tidak ada.

Selain itu juga terdapat kesalahan tata bahasa pada sampul palsu.

Ada kalimat yang tidak lengkap katanya dalam sampul palsu yang menunjukkan Meshaal, yakni: "Tips and tricks for destruction your own country", padahal mestinya ada kata "of" antara "destruction" dan "your own country".

Pada sampul yang menunjukkan Haniyeh, kata-kata "From" dan "Who" ditulis dengan huruf awal kapital, padahal kedua kata tersebut terletak di tengah kalimat.

Berikut perbandingan tangkapan layar ampul editan (kiri dan tengah) dan sampul asli yang diterbitkan majalah Forbes (kanan):


Image
Perbandingan tangkapan layar antara sampul editan (kiri dan tengah) dan sampul asli yang diterbitkan majalah Forbes (kanan)

Penduduk Jalur Gaza menderita kemiskinan yang cukup parah: menurut Bank Dunia, pengangguran mencapai sekitar 50 persen, sedangkan lebih dari dua pertiga penduduk tergantung pada bantuan pembangunan.

Hal ini sangat kontras dengan kekayaan pemimpin maupun organisasi Hamas yang dilaporkan berbagai media. Pada bulan Januari 2023, kantor berita Associated Press menerbitkan liputan tentang kekayaan para pemimpin Hamas, sedangkan omzet Hamas pernah diberitakan Forbes di tahun 2014 (tautan arsip ini dan ini).

Sebuah dokumen Departemen Keuangan Amerika Serikat, yang dirilis pada tanggal 18 Oktober 2023, mengatakan para pejabat senior Hamas "hidup dalam kemewahan" (tautan arsip).

Namun, Meshaal maupun Haniyeh tidak pernah muncul dalam Real-Time Billionaires List, daftar miliarder yang diterbitkan Forbes (tautan arsip).

AFP tak bisa secara independen memverifikasi jumlah kekayaan kedua tokoh Hamas tersebut.

AFP sebelumnya telah menyanggah gelombang misinformasi yang muncul seputar perang Israel-Hamas.

6 Desember 2023 Laporan ini diperbarui untuk menambahkan tanggal angka korban meninggal yang dikeluarkan kementerian kesehatan di Jalur Gaza dan nara sumber angka pengangguran di wilayah Palestina itu.

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami