Klaim salah 'Brasil akhiri hubungan diplomatik dengan Israel' beredar di medsos

Pernyataan keras Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva yang menyebutkan kampanye militer Israel di Jalur Gaza adalah "genosida" telah mengakibatkan ketegangan diplomatik antara kedua negara. Namun postingan yang menyatakan bahwa Brasil telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel adalah salah. Brasil memang memanggil pulang duta besarnya dari Israel, tapi Kementerian Luar Negeri Brasil menyampaikan pada AFP bahwa kedutaan besar mereka tetap beroperasi di Tel Aviv.

"Brazil memutus hubungan diplomatik dengan Israel," tulis keterangan dalam postingan Facebook tertanggal 20 Februari 2024. 

Postingan itu juga mengunggah foto Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva (tautan arsip).

Image
Tangkapan layar postingan sesat, diambil pada 29 Februari 2024

Klaim serupa juga muncul dalam Facebook Reel, video TikTok dan postingan Telegram, di mana unggahan itu mendapat tontonan lebih dari 1,800 kali.

Narasi itu juga beredar dalam bahasa Inggris dan bahasa Portugis.

Semua unggahan itu beredar selang beberapa hari setelah Presiden Brasil Lula Da Silva mengatakan operasi militer Israel di Gaza adalah "genosida".

Yang terjadi di Jalur Gaza "bukanlah perang. Itu adalah genosida," kata Lula kepada para wartawan ketika ia menghadiri KTT Uni Afrika di Addis Ababa, Ethiopia, pada 18 Februari 2024.

"Apa yang terjadi pada rakyat Palestina di Jalur Gaza belum pernah terjadi di sepanjang sejarah. Sebenarnya, ini pernah terjadi: ketika Hitler memutuskan untuk membunuh orang-orang Yahudi," tambahnya. 

Pada 7 Oktober 2023, kelompok militan Hamas melancarkan serangan mendadak ke Israel, yang menurut angka resmi terakhir otoritas Israel telah menewaskan sekitar 1.160 orang, sebagian besar adalah warga sipil.

Israel membalas dengan membombardir Jalur Gaza selama berbulan-bulan. Pada akhir Februari 2024, jumlah korban jiwa serangan militer Israel telah menembus angka 30,000 -- kebanyakan wanita dan anak-anak -- menurut kementerian kesehatan di wilayah Palestina yang dikontrol Hamas itu. 

Lula, yang sebelumnya mengutuk serangan Hamas di awal Oktober 2023 sebagai tindakan "teroris", kini semakin kritis terhadap kampanye militer Israel. 

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan komentar Lula telah "melewati batas".

Menlu Israel, Israel Katz, menyatakan presiden Brasil itu sebagai "persona non grata" dan berkata Lula tak lagi diterima di negara mereka sampai dia menarik komentarnya dan meminta maaf. 

Buntut respons Israel tersebut, Brasil memanggil pulang duta besarnya, Frederico Meyer. Namun kedua negara tidak memutuskan hubungan diplomatik mereka, seperti yang disebutkan dalam klaim postingan salah. 

"Kami telah menarik duta besar kami, namun ini bukan berarti mengakhiri semua hubungan diplomatik Israel dan Brasil," seorang staf media di Kementerian Luar Negeri Brasil memberitahu AFP pada 27 Februari 2023.

Dia juga menambahkan bahwa kedutaan besar Brasil di Tel Aviv masih dibuka (tautan arsip).

Hinggal 4 Maret 2023, Israel masih tidak menarik duta besar mereka di Brasil, Daniel Zohar Zonshine (tautan arsip).

AFP sudah mencoba meminta komentar dari perwakilan diplomatik Israel di Sao Paulo dan Washington, D.C., tapi tidak mendapatkan jawaban.

Beberapa negara, termasuk Afrika Selatan and Turki, telah menarik dubes mereka dari Israel sejak konflik Israel-Hamas pecah (pautan arsip). Setidaknya dua negara, Belize dan Bolivia, telah memutuskan hubungan diplomatik dengan negara tersebut (pautan arsip). 

Sejumlah negara, termasuk Indonesia dan Brasil, mendukung gugatan Afrika Selatan terhadap Israel di Mahkamah Internasional di Den Haag, dengan tuduhan serangan Israel di Gaza merupakan pelanggaran Konvensi Genosida (pautan arsip ini, ini dan ini).

AFP sebelumnya sudah menyanggah hoaks seputar perang Israel-Hamas di sini.

Laporan ini diperbarui untuk memperbaiki kalimat di paragraf keempat dari akhir.
6 Maret 2024 Laporan ini diperbarui untuk memperbaiki kalimat di paragraf keempat dari akhir.

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami