Video manajer Manchester City ini dibagikan dengan narasi salah tentang 'dukungannya untuk Palestina'

Sebuah video viral yang telah ditonton jutaan kali diklaim menunjukkan manajer tim sepak bola Manchester City, Pep Guardiola, memberikan dukungannya bagi upaya kemerdekaan Palestina dengan menolak bersalaman dengan seorang pejabat Israel. Padahal, video tersebut direkam bulan Agustus 2023. Pria yang ditandai dengan bendera Israel di video sebenarnya adalah Alan Smith, mantan manajer tim sepak bola asal Inggris, Crystal Palace.

"Non Muslim banyak yang support Palestina merdeka!! Pelatih sepak bola kenamaan Pep Guardiola menolak berjabat tangan dengan wakil Israel," tulis keterangan teks dalam sebuah video yang diunggah di X, yang sebelumnya disebut Twitter, pada 27 Mei 2024.

Video tersebut menunjukkan Guardialo sedang berjalan sambil bersalaman dengan beberapa orang. Namun, dia terlihat memalingkan wajahnya ketika melewati seorang pria tua berjas yang berdiri di bangku penonton. Dalam video itu, tampak emoji bendera Israel disematkan di badan pria tersebut selama beberapa detik, menyiratkan seolah-olah pria itu berkebangsaan Israel.

Image
Tangkapan layar postingan salah dari Instagram, diambil pada 30 Mei 2024

Video dengan klaim serupa telah ditonton lebih dari 4,6 juta kali setelah dibagikan di InstagramFacebookTikTok dan SnackVideo.

Postingan-postingan tersebut dibagikan di tengah serangan berdarah Israel di Gaza. Serangan mendadak Hamas ke Israel pada tanggal 7 Oktober 2023 menewaskan sekitar 1.170 orang dan menyandera sekitar 250 orang menurut angka resmi dari pihak Israel yang dilaporkan AFP. Sementara itu, hingga kini serangan balasan dari Israel telah membunuh lebih dari 36.171 orang di Gaza -- mayoritas perempuan dan anak-anak -- menurut Kementerian Kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas itu.

Pencarian gambar terbalik dan kata kunci tertentu menemukan bahwa klip tersebut direkam saat pertandingan sepak bola dalam laga FA Community Shield pada 6 Agustus 2023 (tautan arsip). Kala itu, tim asuhan Guardiola menelan kekalahan dari Arsenal setelah pertandingan berjalan hingga babak adu penalti.

Beberapa artikel dan pengguna media sosial dengan jeli mengenali orang yang tampak diabaikan Guardiola sebagai Alan Smith, seorang berkebangsaan Inggris yang juga  mantan manajer tim sepak bola asal Inggris, Crystal Palace (tautan arsip di sini, di sini dan di sini).

Saat membalas beberapa pertanyaan pengguna X tentang hal itu, Smith dengan nada bercanda menjawab bahwa dia "tidak yakin" apakah Guardiola saat itu memang sengaja menghindarinya namun Smith berkata bahwa dia rasa Guardiola "tak bermaksud menyinggungnya" (tautan arsip di sini dan di sini). 

"Mungkin dia pikir saya Arsenal???" kelakar Smith pada salah satu postingannya yang diunggah pada tanggal 7 Agustus 2023.

Dalam postingan lain, Smith menduga Guardiola mungkin kesal padanya karena berpikir dia bagian dari badan sepak bola Inggris yang ikut serta membuat keputusan tentang "perpanjangan waktu dan aturan-aturan baru" (tautan arsip).

Foto-foto wajah Smith yang beredar di media sosial dan internet jelas menunjukkan bahwa dia adalah pria yang tampak di dalam video itu.

Image
Tangkapan layar dari X diambil pada 29 Mei 2024

Sejak video tersebut muncul lagi di tahun 2024 dengan narasi salah bahwa Smith adalah perwakilan Israel yang sengaja diabaikan Guardiola, Smith tampak beberapa kali membalas postingan fans Crystal Palace tentang hal ini. Dalam salah satu postingan, Smith berkata bahwa kejadian itu terjadi "musim lalu" dan bergurau di postingan lainnya bahwa dia jadi korban "salah orang" (tautan arsip di sini, di sini, and di sini).

Smith juga menghadiri laga final piala FA pada 25 Mei 2024  dan sebuah rekaman menunjukkan bahwa usai pertandingan, Guardiola tampak menjabat tangan Smith (tautan arsip).

AFP sudah mengontak Manchester City untuk meminta komentar mereka, namun hingga saat ini belum ada respon dari klub sepak bola pemenang Liga Inggris 2023-2024 tersebut.

AFP juga telah menyanggah misinformasi lain terkait konfilk Israel-Palestina di sini.

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami