Foto 'kampung di Polandia' ini adalah hasil buatan AI

Sebuah gambar yang menunjukkan deretan rumah di pinggir jalan besar beredar di media sosial dan diklaim sebagai foto sebuah kampung di Polandia. Padahal, gambar itu adalah hasil rekayasa teknologi kecerdasan buatan (AI). Seorang ahli menyampaikan kepada AFP bahwa terdapat beberapa kesalahan visual dalam foto itu. Sementara itu, pencarian di Google menemukan bahwa foto itu telah diberikan keterangan "buatan AI" oleh Google.

"Konsep Kampung Polandia dan Kampung Transmigran di Kalimantan Utara yang sedikit mirip," tulis keterangan postingan Facebook yang dibagikan pada 22 Februari 2025.

Postingan itu menunjukkan dua buah gambar. Gambar di sebelah kiri, yang menunjukkan rumah yang berjejer rapih dan saling berhadapan, diklaim sebagai foto sebuah kampung di Polandia. Sementara gambar kedua di sisi kanan disebut sebagai foto yang diambil di Kalimantan Utara.

Image
Tangkapan layar postingan berisi klaim salah, diambil pada 7 Maret 2025

Gambar dengan klaim kampung Polandia yang sama juga beredar dalam bahasa Thailand dan Inggris pada awal Februari. Postingan-postingan di negara-negara ini menyelipkan klaim bahwa foto menunjukkan Kampung Suloszowa yang terletak di sebelah selatan Polandia, di mana rumah-rumah memang diatur agar didirikan di sepanjang satu badan jalan. 

Namun, gambar pertama di sebelah kiri tersebut adalah hasil buatan AI.

Gambar buatan

AFP menelusuri gambar pertama menggunakan metode pencarian gambar terbalik di Google. Pada bagian "About this image",  terdapat tulisan "Made With Google AI", yang mengindikasikan bahwa gambar tersebut telah dibuat menggunakan perangkat AI milik Google.

DeepMind AI lab milik Google meluncurkan fitur SynthID pada 2023 (tautan arsip). Alat ini dapat mengidentifikasi gambar yang dibuat dengan Google AI dan memberikan label watermark pada gambar itu.

"Pengguna dapat mengidentifikasi apakah suatu gambar, atau bagian dari suatu gambar, dihasilkan oleh alat AI Google melalui fitur About this image di Penelusuran atau Chrome," tulis keterangan dalam situs itu (tautan arsip).

Image
Tangkapan layar penelusuran menggunakan foto pertama di Google Images, dengan keterangan 'Made With Google AI' yang sudah ditandai oleh AFP

Siwei Lyu, direktur Lab Forensik Media di Universitas Buffalo, Amerika Serikat, mengatakan kepada AFP bahwa foto pertama yang beredar itu menunjukkan tanda-tanda hasil buatan AI (tautan arsip).

"Gambar ini diidentifikasi sebagai buatan AI oleh algoritma perangkat deteksi kami," katanya kepada AFP melalui surat elektronik pada 28 Februari.

"Salah satu tanda visual yang jelas adalah rasio antara tinggi rumah dan ukuran bayangan. Untuk rumah-rumah yang berukuran yang sama (garis merah), bayangannya (garis hijau) sangat berbeda."

Image
Bayangan rumah yang tampak tidak alami seperti ditandai di dalam gambar yang dikirimkan oleh Siwei Lyu

Foto-foto kampung Suloszowa yang disimpan di arsip AFP tahun 2023 menunjukkan jalan utama kampung berkelok-kelok, bukan berbentuk jalan lurus seperti yang terlihat dalam foto AI yang beredar. 

Stanislaw Gorajczyk, kepala pemerintahan di kampung itu, juga mengklarifikasi dalam sebuah tayangan di televisi di Polandia TVP3 Krakow bahwa yang tampak di foto itu "sangat jauh dari kenyataan" (tautan arsip).

"Saya kaget bahwa gambar seperti itu bisa dibuat," katanya. "Ini mungkin bisa dilihat sebagai publisitas, tetapi saya pikir ini publisitas negatif. Mereka yang datang langsung akan melihat realitas yang berbeda."

AFP kemudian melakukan penelusuran gambar kedua -- gambar yang terletak di sebelah kanan dalam postingan yang beredar -- dan menemukan bahwa gambar tersebut berasal dari video yang diunggah oleh kanal YouTube bernama Asian Survivor,  yang sering membuat video tentang komunitas transmigran di Kalimantan Utara (tautan arsip).

Video tersebut memperlihatkan pandangan udara Permukiman Transmigrasi Sepunggur, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. 

AFP telah membuat tutorial tentang cara mengidentifikasi konten buatan AI yang bisa dilihat di sini.

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami