
Foto hasil buatan AI tentang 'piramida di bawah Gunung Padang' viral di media sosial
- Diterbitkan pada hari 31/03/2025 pukul 03:07
- Waktu baca 3 menit
- Oleh: Tommy WANG, Pasika KHERNAMNUOY, AFP Hongkong, AFP Thailand, AFP Indonesia
- Terjemahan dan adaptasi AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2025. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
"Gunung Padang: Piramida Tertua di Dunia Tersembunyi di Bawah Bumi," tulis postingan Instagram yang diunggah pada 8 Maret 2025.
Postingan itu menunjukkan sebuah gambar ruangan terbuka di bawah area sebuah bukit yang dipenuhi pepohonan.
"Bagaimana jika piramida tertua di dunia bukan di Mesir tetapi di Indonesia? Gunung Padang, situs misterius di Jawa Barat, mungkin hanya itu," tulis keterangan pada postingan.

Postingan serupa yang ditulis dalam bahasa Inggris, Tiongkok dan Thailand juga membagikan klaim yang sama dengan foto-foto yang seolah-olah menunjukkan situs sama yang diambil dari sudut pengambilan berbeda.
Teras batu
Beberapa ilmuwan mengatakan kepada AFP bahwa tidaklah tepat jika Gunung Padang digambarkan sebagai sebuah piramida.
Lutfi Yondri, seorang arkeolog dari Universitas Padjadjaran yang telah melakukan beberapa penggalian di Gunung Padang sejak 1997, mengatakan kepada AFP pada 20 Maret bahwa satu-satunya bangunan yang tersisa di lokasi tersebut adalah "kompleks teras batu" (tautan arsip).
Menurutnya, penanggalan karbon menunjukkan teras tersebut dibangun sekitar tahun 117 hingga 45 SM, dan berada di atas tiang batu yang terbentuk melalui proses geologi alami.
Sementara itu, Truman Simanjuntak dari Yayasan Pusat Studi Prasejarah dan Austronesia mengatakan bahwa Gunung Padang "sama sekali tidak ada hubungannya" dengan piramida (tautan arsip).
"Mengklaim bahwa ada ruang buatan di dalam perbukitan adalah halusinasi," katanya pada tanggal 20 Maret. "Mari berpikir secara rasional dan berbicara berdasarkan data."
Sebuah studi tahun 2023 di jurnal Archaeological Prospection yang menggambarkan Gunung Padang sebagai "piramida prasejarah" telah ditarik setelah para ahli di bidang geofisika, arkeologi, dan penanggalan radiokarbon mengemukakan kekhawatiran mereka tentang akurasi riset tersebut (tautan arsip).
'Tidak masuk akal'
Selain itu, gambar-gambar yang beredar di ranah darling tidak mirip dengan foto situs purbakala asli yang pernah didokumentasikan dalam foto AFP yang diambil pada Juli 2011.

Siwei Lyu, Direktur Lab Forensik Media di Universitas Buffalo, Amerika Serikat, mengatakan bahwa analisa terhadap gambar-gambar tersebut menemukan bahwa "hampir 100 persen kemungkinan" gambar-gambar itu dibuat dengan menggunakan AI (tautan arsip).
Dia mencatat bahwa salah satu gambar melanggar perspektif geometri, ketika empat garis yang sejajar seharusnya di dunia nyata tidak akan berpotongan. "Ini adalah sebuah penanda dari ciri khas kecerdasan buatan," kata Lyu.

Shu Hu, kepala Lab Machine Learning and Forensik Media di Universitas Purdue di Amerika Serikat, juga mengatakan bahwa bayangan-bayangan dalam gambar tersebut "dalam kenyataannya tidak masuk akal secara fisika" karena cahaya dalam gambar-gambar itu menunjuk ke arah yang berbeda (tautan arsip).

Belum ada metode yang paling jitu untuk mengenali media yang dihasilkan AI, namun mengidentifikasi ketidakkonsistenan visual dapat membantu, karena meski ada kemajuan pesat dalam AI generatif, kesalahan masih saja terjadi.
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami