
Video memperlihatkan veteran AS memprotes perang Israel di Gaza, tidak terkait pengiriman senjata
- Diterbitkan pada hari 08/10/2025 pukul 08:50
- Waktu baca 3 menit
- Oleh: Anne CHAN, AFP Hongkong
- Terjemahan dan adaptasi AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2025. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
"Pilot Amerika menolak menerbangkan pesawat penuh senjata ke Israel," tulis keterangan pada video TikTok yang dibagikan pada tanggal 21 September 2025.
Klip yang telah dilihat hampir 60 ribu kali itu memperlihatkan seorang laki-laki dan perempuan mengenakan seragam dibawa keluar dari ruangan oleh petugas sebelum akhirnya diborgol dengan badan menghadap ke dinding.
"Teroris Israel melakukan genosida dan Kongres serta Senat AS ikut terlibat dalam pendanaan bom yang mengakibatkan anak-anak dihabisi dan dibantai," kata wanita dalam video yang pernyataannya juga tertulis dalam takarir video tersebut.

Video tersebut dibagikan di TikTok, Facebook, dan Instagram.
Rekaman itu mendapat banyak perhatian setelah pemerintahan Trump mengumumkan rencananya untuk menjual senjata senilai US$6 miliar ke Israel pada tanggal 20 September seiring serangan darat Israel di Gaza yang dipicu oleh gempuran Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023 (tautan arsip).
Serangan Hamas ke Israel menewaskan 1.219 orang, sebagian besar merupakan warga sipil, menurut sumber resmi Israel yang dihitung oleh AFP. Sedangkan serangan balasan Israel telah menewaskan sedikitnya 67.074 orang warga Palestina, menurut angka yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan di daerah Gaza yang dianggap valid oleh PBB.
Kelompok milisi Palestina juga menahan 251 orang saat serangan 7 Oktober, sebanyak 47 di antaranya masih berada di Gaza, dan 25 orang telah dinyatakan meninggal dunia oleh militer Israel.
Pada tanggal 30 September, Trump menerbitkan peta jalan untuk menyelesaikan konflik dan membebaskan tawanan di Gaza sebagai ganti warga Palestina yang ditahan di penjara Israel, tetapi rinciannya masih dirampungkan (tautan arsip). Perwakilan dari Hamas, Israel, dan Amerika Serikat telah bertemu di Mesir pada tanggal 6 Oktober untuk pembicaraan terkait peta jalan ini.
Namun, video yang beredar tidak memperlihatkan dua pilot yang ditangkap karena menolak mengangkut senjata ke Israel.
Bukan pilot
Pencarian gambar terbalik mengarahkan kepada video YouTube yang diposting pada 9 September 2025 dengan judul: "Pensiunan militer ditahan di Capitol Hill setelah menuding anggota parlemen terlibat genosida di Gaza" (tautan arsip).
Keterangan pada video YouTube mengeklaim bahwa salah seorang dari keduanya merupakan mantan intelijen militer dan seorang lainnya purnawirawan letnan kolonel baret hijau yang ditangkap karena mengganggu sidang Senat.
Pencarian lanjutan menggunakan kata kunci tertentu mengarahkan kepada laporan dari situs Democracy Now yang berbasis di AS, saluran penyiaran publik asal Turki TRT World dan media Al Jazeera asal Qatar, yang semuanya menyebutkan bahwa dua veteran AS --Josephine Guilbeau dan Anthony Aguilar -- dibawa keluar dari ruang sidang Senat pada 3 September setelah mengganggu jalannya sidang (tautan arsip di sini, sini, dan sini).

Aguilar, yang sebelumnya bekerja sebagai subkontraktor keamanan untuk Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang dibekingi Israel dan AS, menuding adanya "kejahatan perang" yang dia saksikan (tautan arsip). Sementara itu, Gilbeau pernah membagikan beberapa video dirinya saat berorasi pada aksi unjuk rasa pro-Palestina di akun Instagram pribadinya (tautan arsip di sini dan sini).
Pengecekan yang lebih mendalam menemukan bahwa terdapat papan penanda ruangan pada video: "Ruang Sidang 419 Komite Hubungan Luar Negeri."
Komite Hubungan Luar Negeri adalah komite tetap Senat AS yang bertanggung jawab untuk memimpin legislasi dan perdebatan terkait kebijakan luar negeri (tautan arsip).

AFP telah membantah berbagai misinformasi terkait konflik Israel-Palestina.
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami