Gambar AI beredar dengan narasi salah 'batu meteor yang jatuh di Cirebon'

  • Diterbitkan pada hari 24/10/2025 pukul 05:23
  • Waktu baca 2 menit
  • Oleh: AFP Indonesia

Warga mendengar ledakan dan melihat cahaya api ketika sebuah meteor melintasi langit Cirebon, Jawa Barat pada tanggal 5 Oktober. Namun, sebuah gambar di media sosial yang menampilkan objek berbentuk bola raksasa yang diklaim sebagai meteor jatuh tersebut nyatanya hasil teknologi kecerdasan buatan (AI). Batu meteor itu sebenarnya jatuh ke laut berdasarkan keterangan dari peneliti astronomi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

"Batu meteor yang jatuh di Cirebon," bunyi keterangan video TikTok yang diunggah pada tanggal 7 Oktober 2025. 

Video tersebut menampilkan gambar yang memperlihatkan sejumlah orang mengerumuni sebuah bola besi raksasa di antara reruntuhan rumah.

"Selamat datang batu meteor ke Indonesia," tulis deskripsi pada video tersebut.

Image
Tangkapan layar video di postingan salah, diambil pada 15 Oktober 2025, dengan tanda X merah yang ditambahkan oleh AFP

Gambar dengan klaim yang sama juga beredar di TikTok dan Facebook setelah sebuah meteor terpantau melintas di atas langit Cirebon, Jawa Barat, pada 5 Oktober (tautan arsip). Sejumlah warga mengaku melihat bola api melintas di angkasa sebelum akhirnya menghilang di kejauhan, diikuti dengan suara keras.

Komentar pada postingan menunjukkan beberapa orang percaya bahwa gambar tersebut menunjukkan meteor yang jatuh di Jawa Barat.

"Meteor di Cirebon," tulis salah satu komentar pengguna media sosial.

"Oh, jadi meteor seperti ini bentuknya," kata pengguna lainnya.

Namun, peneliti astronomi dari BRIN, Thomas Djamaluddin, mengonfirmasi kepada AFP bahwa batu meteor tersebut telah jatuh di laut, berdasarkan "analisis dari keterangan saksi mata" dan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Suara ledakan yang terdengar tersebut terjadi karena meteor memasuki atmosfer bumi.

"Tidak ada yang jatuh ke daratan," kata Thomas kepada AFP melalui pesan WhatsApp pada tanggal 21 Oktober 2025.

Pencarian gambar terbalik di Google menemukan bahwa gambar tersebut awalnya diunggah oleh sebuah akun Facebook pada 6 Oktober. Postingan itu telah dihapus, tetapi akun yang sama beberapa kali membagikan gambar hasil buatan AI. Pada bagian intro, akun tersebut mengidentifikasi diri sebagai "mba AI" (tautan arsip).

Pemilik akun tersebut juga menyertakan komentar yang mengklarifikasi bahwa postingan yang ia buat hanya untuk hiburan semata.

Foto yang beredar tersebut juga memuat orang-orang dengan wajah ataupun tangan yang terdistorsi. Inkonsistensi visual seperti ini menjadi salah satu ciri konten buatan AI.

Thomas peneliti BRIN juga menyatakan bahwa jika batu meteor sebesar objek pada foto tersebut jatuh di daerah perumahan, maka akan ada lubang besar dan gempa hebat di area tersebut.

"Gambar tersebut jelas hasil fabrikasi," tambahnya.

Image
Perbandingan tangkapan layar antara foto di postingan salah (kiri) dan foto AI yang beredar di Facebook (kanan) dengan bagian tubuh manusia yang terdistorsi ditandai oleh AFP

Google juga mengidentifikasi gambar yang beredar tersebut sebagai "buatan Google AI".

Image
Tangkapan layar hasil pencarian Google

Kemampuan Google mendeteksi konten AI tersebut didukung oleh teknologi SynthID Detector.

Google meluncurkan SynthID Detector pada Mei 2025 untuk mengidentifikasi konten hasil buatan AI. Teknologi ini mendeteksi tanda air digital yang mengindikasikan bahwa gambar itu dibuat dengan model generatif milik Google (tautan arsip).

Sebelumnya, AFP telah memeriksa fakta sejumlah misinformasi yang melibatkan konten buatan AI.

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami