CEO Pfizer telah divaksin penuh pada bulan Maret 2021

  • Artikel ini berusia lebih dari setahun.
  • Diterbitkan pada hari Jumat 20/08/2021 pukul 04:51
  • Diperbarui pada hari Kamis 26/08/2021 pukul 13:47
  • Waktu baca 3 menit
  • Oleh: AFP Indonesia, AFP Amerika Serikat, AFP Nigeria
Sebuah video wawancara dengan CEO Pfizer Albert Bourla telah ditonton ribuan kali di berbagai postingan media sosial yang diunggah di bulan Agustus 2021, dengan klaim pimpinan perusahaan farmasi multinasional itu menolak untuk menerima vaksin Covid-19. Video itu dibagikan dalam konteks yang menyesatkan. Wawancara dengan Bourla disiarkan pada bulan Desember 2020, di mana ia mengatakan dia tidak akan melompati antrian ketika Amerika Serikat memprioritaskan pemberian vaksin kepada tenaga kesehatan. Bourla telah menerima vaksin lengkap pada bulan Maret 2021.

Video tersebut dibagikan pada tanggal 8 Agustus 2021 di Instagram di sini dan telah ditonton lebih dari 2.900 kali.

Video itu menampilkan foto dan klip wawancara dengan Albert Bourla, CEO Pfizer, perusahaan farmasi dan bioteknologi yang berpusat di Amerika Serikat.

Image
Tangkapan layar unggahan menyesatkan, diambil pada tanggal 16 Agustus 2021

Status unggahan itu berbunyi: "Silakan Dianalisa dan Dipikirkan Baik Baik."

Teks yang ditempel di foto yang juga ditampilkan di video tersebut antara lain berbunyi: "CEO Pfizer menolak disuntik vaksin COVID-19."

Rekaman video yang sama dengan klaim serupa juga dibagikan di Facebook di sini, di sini dan di sini; serta di YouTube di sini dan di sini.

Klaim serupa juga muncul dalam bahasa Malaysia di Facebook di sini dan di sini.

Namun, klaim itu menyesatkan.

Video wawancara yang asli diunggah di sini di saluran YouTube CNBC Television pada tanggal 14 Desember 2020. Pembawa acara mewawancarai Bourla mengenai vaksin Covid-19 buatan perusahaan yang dipimpinnya.

Adegan yang sama dengan rekaman video di unggahan menyesatkan bisa dilihat di menit ke-1:42.

Bertentangan dengan klaim di unggahan menyesatkan, Bourla berkomitmen untuk divaksin dan berkata dia akan mengikuti jadwal yang direkomendasikan pemerintah untuk orang-orang dalam kelompok usianya dan dengan profil kesehatannya.

"Sesegera mungkin saya bisa, saya akan [divaksin]," kata Bourla saat ditanya kapan ia akan divaksin. "Satu-satunya hal sensitif di sini adalah saya tidak ingin memberi contoh bahwa saya menyerobot antrean. Saya berusia 59 tahun, dalam kesehatan yang baik; saya tidak bekerja di garis depan. Tipe saya tidak disarankan untuk mendapatkan vaksinasi sekarang."

Pada tanggal 14 Desember 2020, AS memulai program vaksinasi Covid-19 dan kelompok pertama mendapatkan vaksin adalah tenaga kesehatan, BBC melaporkan di sini.

Dalam wawancara dengan CNN di pertengahan bulan Desember 2020, Bourla juga menyatakan bahwa dia belum divaksin dan akan mengikuti rekomendasi vaksinasi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) yang saat itu mengutamakan tenaga kesehatan diikuti oleh lansia berusia setidaknya 75 tahun. Bourla tidak masuk ke dalam dua kategori tersebut.

Pada tanggal 10 Maret 2021, Bourla membagikan foto dirinya disuntik dosis kedua vaksin Covid-19 di Twitter di sini.

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, cuitannya berbunyi: "Senang menerima dosis kedua vaksin Pfizer/BioNTech #COVID19 saya. Tidak ada yang lebih saya inginkan dari orang-orang yang saya cintai dan orang-orang di seluruh dunia untuk memiliki kesempatan yang sama. Meskipun perjalanan masih jauh dari selesai, kami bekerja tanpa lelah untuk mengalahkan virus."

Faith Salamon, juru bicara Pfizer, mengatakan kepada AFP, "Saya bisa mengonfirmasi bahwa Albert Bourla telah divaksin penuh."

Foto yang muncul di video menyesatkan adalah foto AFP yang diambil pada tanggal 19 Februari 2021, saat Bourla menemani Presiden AS Joe Biden mengunjungi pabrik Pfizer di Michigan.

Pada kesempatan itu, Biden meminta warga Amerika untuk divaksin, seperti dilaporkan di sini dan di sini.

Vaksin Covid-19 yang tersedia di AS, termasuk vaksin yang diproduksi oleh Pfizer dengan perusahaan bioteknologi Jerman BioNTech, adalah aman dan efektif, menurut CDC.

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami