Seorang penyintas Covid-19 menyumbangkan plasma darah di Dulles, kota di negara bagian Virginia, pada tanggal 22 April 2020. ( AFP / Alex Edelman)

Palang Merah Amerika menerima donasi plasma konvalesen dari orang yang divaksin Covid-19

Berbagai postingan media sosial membagikan klaim bahwa Palang Merah Amerika tak lagi menerima sumbangan plasma konvalesen dari orang yang telah divaksin karena vaksin Covid-19 menghancurkan antibodi. Klaim itu salah. Palang Merah Amerika menyanggah klaim tersebut dan menyatakan hal itu "tidak akurat".

Sebuah foto yang menunjukkan seorang nakes dan seorang pria yang sedang menyumbang darah diunggah pada tanggal 24 September 2021 di Instagram di sini, di mana postingan itu telah disukai lebih dari 2.900 kali.

Foto itu juga menampilkan tulisan yang berbunyi: "Palang Merah tidak mau terima plasma dari orang yang sudah divaksin Covid-19 karena sebagian besar telah tercemar.

"Sebuah dokumen yang saat ini diarsipkan dari Palang Merah Amerika menjelaskan bahwa siapapun yang menggunakan (semua jenis vaksin covid-19) tidak memenuhi syarat untuk mendonorkan plasma konvalesen karena resiko serius yang tidak di-inginkan kepada orang yang menerima donor darah."

Kredit foto itu diberikan kepada "Kenny Davis" dari Palang Merah Amerika.

Image
Tangkapan layar unggahan menyesatkan, diambil pada tanggal 8 Desember 2021

Postingan Instagram itu juga mengunggah sepotong video laporan berita dari AS dengan klaim serupa dan sebuah foto dua kantong darah dengan warna berbeda yang diklaim menunjukkan perbedaan darah antara orang yang telah dan belum divaksin Covid-19.

Image
Tangkapan layar unggahan menyesatkan, diambil pada tanggal 8 Desember 2021

Plasma konvalesen adalah plasma, atau bagian cair dalam darah, "yang mengandung antibodi spesifik tingkat tinggi yang dapat membantu melawan infeksi tertentu."

Seperti dijelaskan Palang Merah Indonesia (PMI) di sini, plasma konvalesen yang diperoleh dari penyintas Covid-19 dapat "diberikan kepada pasien Covid-19 dengan harapan dapat memperkuat perlawanan sistem imun pasien terhadap virus SARS-Cov2", atau virus Covid-19.

Foto yang sama juga beredar dengan klaim serupa di Facebook di sini, di sini dan di sini; serta di Twitter di sini, di sini dan di sini.

Klaim itu juga beredar dalam berbagai bahasa, seperti bahasa Inggris, bahasa Serbia, bahasa Belanda, bahasa Jerman dan bahasa Portugis.

Akan tetapi, klaim tersebut salah.

"Ada klaim beredar yang keliru menyatakan bahwa Palang Merah tidak akan menerima donasi plasma konvalesen dari mereka yang telah menerima vaksin Covid-19 karena 'vaksin menghapus antibodi tersebut dan membuat plasma konvalesen tidak efektif dalam merawat pasien Covid-19 lainnya'. Ini tidak akurat," kata Palang Merah Amerika di situs webnya di sini.

Dr Baia Lasky, direktur medis Palang Merah Amerika, juga berkata bahwa "klaim kalau vaksin Covid-19 menghilangkan antibodi itu salah".

"Dalam kebanyakan kasus, Anda dapat menyumbangkan darah, trombosit dan plasma setelah mendapat vaksin Covid-19 selama Anda merasa sehat dan bugar," kata juru bicara Palang Merah Amerika kepada AFP.

"Selama donor bebas gejala, merasa sehat dan dapat memberikan nama produsen vaksin, tidak ada masa tunggu yang diperlukan setelah menerima vaksin Covid-19 yang saat ini resmi di AS," Palang Merah Amerika juga menjelaskan di sini.

Foto donor darah

Pencarian gambar terbalik di Google menemukan foto pria yang sedang menyumbang darah muncul di laporan tentang kampanye donor darah Palang Merah di Fremont, kota di negara bagian Nebraska, di tahun 2019.

Laporan yang diterbitkan Fremont Tribune, surat kabar setempat, diterbitkan pada tanggal 24 Juli 2019, beberapa bulan sebelum pandemi Covid-19 mulai.

Berikut tangkapan layar laporan Fremont Tribune:

Image
Tangkapan layar laporan Fremont Tribune

Keterangan foto tersebut berbunyi: "Kenny Davis siap menusukkan jarum di lengan Don Nosal saat ia menyumbang darah di acara kampanye donor darah Palang Merah Amerika sebelumnya di Fremont."

Video laporan berita

Pencarian gambar terbalik dari tangkapan layar video tersebut menemukan bahwa pembawa berita itu adalah Samantha Jones dari KMOV4, stasiun televisi lokal di St. Louis, Missouri.

Stasiun TV KMOV4 berkata kepada AFP bahwa "informasi yang salah telah diganti di situs web kami" dan bahwa masalah tersebut bersumber dari wartawan mereka yang salah mengerti komentar seorang perwakilan Palang Merah Amerika pada bulan Februari 2021.

AFP juga membongkar klaim salah tentang perbedaan warna darah orang yang telah dan belum divaksin Covid-19.

Komentar dari PMI

PMI mengonfirmasi kepada AFP bahwa penyintas Covid-19 yang telah divaksin tetap bisa menyumbangkan plasma konvalesen untuk pasien Covid-19.

Menurut dr. Linda Lukitari Waseso, ketua bidang pengembangan unit donor darah dan anggota pengurus pusat PMI, syaratnya termasuk titer antibodi donor minimal mencapai 1/160 dan penyumbang harus terlebih dahulu sembuh dari Covid-19 setidaknya selama 14 hari.

Penyintas juga bisa menyumbang berkali-kali. "Plasma konvalesen bisa diambil setiap dua minggu, dengan persyaratan apabila titer antibodinya mencukupi," ujar dr. Linda pada tanggal 7 Desember 2021.

Akan tetapi, individu yang belum pernah terinfeksi Covid-19 tidak dapat menjadi pendonor plasma konvalesen — terlepas apakah ia telah divaksin atau belum.

27 Desember 2021 Laporan ini diperbarui untuk mengganti tautan laporan periksa fakta tentang donasi plasma konvalesen dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami