
Kemenkes sanggah artikel palsu tentang 'nilai tinggi sperma pria tak divaksin'
- Artikel ini berusia lebih dari setahun.
- Diterbitkan pada hari Jumat 24/02/2023 pukul 06:49
- Diperbarui pada hari Sabtu 25/02/2023 pukul 14:50
- Waktu baca 3 menit
- Oleh: AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2025. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
"Yesss...," tulis status postingan Facebook yang diunggah pada tanggal 26 Januari 2023.
Postingan itu membagikan tangkapan layar artikel yang sepertinya diterbitkan Sehat Negeriku, portal berita Kementerian Kesehatan, pada hari yang sama, dengan judul: "Kabar Baik! Pria Yang Tak Divaksin, Spermanya Akan Berharga Mahal Di Masa Depan."

Postingan tersebut sepertinya mempromosikan klaim tak berdasar bahwa pria yang tidak mendapat vaksin Covid-19 memiliki kualitas sperma yang lebih tinggi, sebuah teori yang berbasis pada misinformasi bahwa suntik vaksin akan berdampak buruk pada kesuburan.
Tangkapan layar tersebut tersebar beberapa hari setelah pemerintah mengumumkan akan memberikan vaksin dosis booster kedua untuk masyarakat umum berusia 18 tahun ke atas.
Gambar itu dibagikan dengan klaim serupa di postingan lainnya di Facebook, seperti di sini, sini dan sini; dan di Twitter sini dan sini.
Beberapa pengguna media sosial tampaknya percaya postingan tersebut memang menunjukkan artikel asli dari Kemenkes.
"Aku ga di vaksin sumpah," tulis seorang pengguna Facebook.
"Alhamdulillah saya tidak divaksin covid," kata seorang pengguna Twitter.

Pencarian kata kunci di situs Sehat Negeriku tidak menemukan satu pun artikel seperti yang ditampilkan tangkapan layar yang beredar itu.
Selain itu, SehatNegeriku terlihat tidak menerbitkan artikel pada tanggal 26 Januari 2023 -- tanggal publikasi yang ditunjukkan tangkapan layar artikel palsu.
Kemenkes mengatakan bahwa artikel tersebut adalah "hoaks".
"Faktanya @KemenkesRI tidak pernah mengeluarkan rilis dengan judul tersebut," demikian tanggapan Kementerian dalam sebuah pernyataan yang diposting di Twitter pada tanggal 16 Februari 2023.
Faktanya @KemenkesRI tidak pernah mengeluarkan rilis dengan judul tersebut
— Kementerian Kesehatan RI (@KemenkesRI) February 16, 2023
Rilis resmi Kemenkes dapat diakses pada web https://t.co/EKHMaTgjyw atau https://t.co/pvgu4W2qVJ.#AntiHoaxKesehatan
Pada hari yang sama, juru bicara Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, menyampaikan kepada AFP bahwa artikel tersebut "tidak dibuat oleh Kementerian Kesehatan".
Selain itu, setelah ditelisik AFP, jenis huruf (font) yang dipakai dalam judul dan jarak antara nama penulis dan tanggal publikasi di artikel palsu tersebut terlihat berbeda dengan yang digunakan dalam artikel asli yang diterbitkan di situs web SehatNegeriku.
Berikut perbandingan tangkapan layar artikel palsu (kiri) dan dua artikel asli SehatNegeriku (tengah dan kanan):

Pakar kesehatan juga mengatakan tidak ada bukti bahwa vaksin Covid-19 berbahaya bagi sperma.
Michael Eisenberg, profesor urologi dan spesialis kesuburan pria di Universitas Stanford, di AS, merujuk pada penelitian Universitas Miami di tahun 2021, yang membandingkan sampel sperma relawan yang dalam kondisi sehat sebelum menerima dua dosis vaksin Covid-19 merek Moderna atau Pfizer-BioNTech, dan sampel sperma mereka dua sampai tiga bulan sesudahnya.
Penelitian tersebut menemukan bahwa tidak ada dampak negatif pada parameter sperma yang mereka teliti, misalnya jumlah sperma dan kekentalannya.
"Tidak ada perubahan pada peningkatan kualitas sperma setelah vaksinasi -- atau jika ada, perubahannya sangat kecil -- yang artinya vaksinasi tidak mengganggu kesuburan," kata Eisenberg pada AFP pada tanggal 22 Februari 2023.
Siti Nadia juga menyampaikan pada AFP bahwa "tidak ada hubungan antara vaksin [Covid-19] dan kualitas sperma."
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan vaksin Covid-19 aman dan efektif dalam mengurangi resiko sakit serius dan kematian karena Covid-19, dan bahwa efek samping yang lebih serius dari vaksin ini jarang ditemui.
AFP sebelumnya telah menyanggah sejumlah hoaks serupa tentang vaksin Covid-19, misalnya postingan yang salah mengaitkan vaksin dengan gangguan ereksi, kicauan sesat rapper Nicki Minaj yang mengatakan suntikan vaksin menyebabkan impotensi dan video dari seorang dokter Amerika yang menyebarkan klaim salah bahwa vaksin Covid-19 menyebabkan gangguan alat reproduksi pria.
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami