Para pakar menyatakan terdapat berbagai faktor di balik disfungsi ereksi, namun vaksin Covid-19 bukan salah satunya
- Artikel ini berusia lebih dari setahun.
- Diterbitkan pada hari Senin 19/04/2021 pukul 08:00
- Waktu baca 2 menit
- Oleh: AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2025. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
Unggahan Instagram ini, tertanggal 7 April 2021, membagikan tiga tangkapan layar sebuah percakapan dan telah disukai lebih dari 46.000 kali.
Keterangan unggahan itu memperingatkan efek vaksin yang konon terjadi pada pria.
Di tangkapan layar pertama, seseorang mengklaim vaksin telah menyebabkan disfungsi ereksi.
Sebagian percakapan yang terlihat di tangkapan layar kedua berbunyi: “Serius Sumpah demi Allah,.temen suamiku satpam di area semarang semua nya disuruh vaksin dr perusahaan,utung waktu itu suami saya gk brngkt..tau nya semua satpam2 yg di vaksin itu semua nya gak bisa *maaf (ngaceng) Alat kelamin nya..ini nyata saya brani Sumpah di atas alqur’an.!”
Di tangkapan layar ketiga, satu orang bertanya: “Vaksin Sinovac atau AstraZeneca?”, yang kemudian dijawab: “Sinovac kak”.
Indonesia memulai program vaksin Covid-19 pada tanggal 13 Januari 2021 dengan menggunakan vaksin CoronaVac, yang diproduksi Sinovac Biotech, perusahaan biofarmasi Tiongkok.
Vaksin AstraZeneca mulai didistribusikan pada tanggal 22 Maret 2021.
Unggahan-unggahan lain yang membagikan klaim serupa juga muncul di Instagram di sini, sini, dan sini; di Facebook di sini and sini; dan Twitter di sini.
Akan tetapi, klaim tersebut salah.
Siti Nadia Tarmizi, juru bicara program vaksinasi Covid-19 Indonesia, mengatakan bahwa klaim vaksin Covid-19 dapat menyebabkan disfungsi ereksi adalah “hoax”.
“Dari uji klinis, hal itu tidak ada efek samping yang muncul karena vaksin ini tidak memengaruhi alat kelamin,” ujarnya kepada AFP dalam percakapan WhatsApp pada 12 April 2021.
“Karena vaksin prinsipnya menstimulus sistem kekebalan tubuh, dan tidak ada bahan- bahan penunjang dalam vaksin yang berpotensi menyebabkan impotensi,” tambahnya pada 13 April 2021.
“Kita juga tahu sebagian besar penyebab dari impotensi adalah permasalahan psikis, dibandingkan permasalahan organnya.”
‘Tidak ada laporan reaksi merugikan’
Pearson Liu, juru bicara Sinovac Biotech, mengatakan kepada AFP bahwa mereka “belum pernah menerima laporan reaksi merugikan yang mencakup disfungsi ereksi”.
“Stres, tekanan, depresi, kegelisahan, dan faktor-faktor kejiwaan dan psikologis lainnya juga dapat menyebabkan disfungsi ereksi,” kata Liu dalam responsnya melalui email ke AFP pada tanggal 12 April 2021.
Perusahaan tersebut “telah secara langsung atau tidak langsung memasok lebih dari 200 juta dosis vaksin ke hampir 30 negara dan daerah, termasuk Tiongkok,” tambah Liu pada tanggal 13 April 2021.
Dalam pertanyaan yang ditujukan ke Bio Farma, produsen vaksin milik negara yang bermitra dengan Sinovac Biotech, juru bicaranya Bambang Heriyanto mengatakan belum adanya efek samping vaksin terkait impotensi pria yang dilaporkan sejauh ini.
“Perlu ditegaskan bahwa vaksin yang digunakan oleh pemerintah sudah mendapatkan EUA (otorisasi penggunaan darurat) dari BPOM dan dinyatakan aman,” katanya kepada AFP dalam percakapan WhatsApp pada tanggal 12 April 2021.
Indonesia berencana memvaksinasi 181,5 juta orang — hampir 70 persen dari 270 juta populasi total — demi tercapainya kekebalan kelompok atau herd immunity.
Lebih dari 10,8 juta orang telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid-19 di Indonesia — dengan sekitar 5,9 juta orang telah divaksinasi lengkap — per 18 April 2021, menurut data pemerintah.
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami