Ini video letusan Gunung Sinabung tahun 2018, bukan 'erupsi Gunung Merapi tahun 2023'

  • Artikel ini berusia lebih dari setahun.
  • Diterbitkan pada hari Rabu 05/04/2023 pukul 09:38
  • Waktu baca 3 menit
  • Oleh: AFP Indonesia
Sebuah video letusan Gunung Sinabung pada tahun 2018 telah ditonton jutaan kali selepas dibagikan dengan klaim salah bahwa video itu menunjukkan letusan Gunung Merapi di bulan Maret 2023. Rekaman yang sebelumnya beredar sejak bulan Februari 2018 itu cocok dengan tampilan area sekitar Gunung Sinabung di Google Street View. Kepala pos pemantau Gunung Sinabung juga mengonfirmasi kepada AFP bahwa video itu menunjukkan letusan Sinabung pada tahun 2018.

"Astaghfirullah... Sabtu 11 Maret 2023 Pukul 12:12 WIB Gunung Merapi Erupsi... Semoga warga di sekitar aman dan selamat ... Aamiin," demikian bunyi postingan Twitter yang diunggah pada tanggal 11 Maret 2023.

Video berdurasi 30 detik -- yang telah ditonton lebih dari 1.600 kali -- menunjukkan sebuah gunung berapi meletus dan memuntahkan asap dan awan tebal.

Image
Tangkapan layar postingan menyesatkan, diambil pada tanggal 29 Maret 2023

Cuitan itu diunggah selang beberapa jam setelah Gunung Merapi meletus pada tanggal 11 Maret 2023, mengirimkan hujan abu yang menyelimuti desa-desa di sekitarnya.

Video dibagikan dengan narasi serupa di Twitter sini, di Facebook sini dan sini, di YouTube sini, dan TikTok sini dan sini -- di mana video itu sudah ditonton lebih dari 1,6 juta kali.

Postingan serupa juga telah tersebar dalam bahasa Inggris di berbagai negara, termasuk di Singapura, India, Australia, Nigeria dan Amerika Serikat.

Klip itu ditonton lebih dari 5,1 juta kali setelah beredar dengan klaim mirip dalam bahasa Malaysia, bahasa Prancis, bahasa Belanda, bahasa Spanyol dan bahasa Portugis.

Erupsi Gunung Sinabung

Pencarian gambar terbalik menggunakan potongan gambar (keyframe) video, yang diambil dengan alat verifikasi InVID-WeVerify, menemukan video ini, dengan durasi sedikit lebih panjang.

Video tersebut diunggah oleh almarhum Sutopo Purwo Nugroho, juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), di akun Twitter resminya pada tanggal 19 Februari 2018.

"Dahsyatnya letusan Gunung Sinabung," demikian tulis Sutopo. "Tinggi kolom hingga 5 km disertai luncuran awan panas hingga 4,9 km.

"Suara bergemuruh. Baru kali ini letusan disertai suara gemuruh sejak 2014-2018. Tidak ada korban jiwa. Semua penduduk di zona merah sudah lama diungsikan."

Letusan Gunung Sinabung di Provinsi Sumut itu juga dilaporkan AFP pada hari yang sama.

Armen Putra, kepala pos pemantau Gunung Sinabung, mengonfirmasi kepada AFP bahwa video tersebut adalah "letusan Sinabung pada tahun 2018".

Pada tanggal 19 Februari 2019, Putra turut mengunggah dua video letusan Gunung Sinabung di akun Facebook pribadinya.

Kedua video tersebut memperlihatkan kolom asap yang mirip video yang dibagikan dengan klaim salah.

Berikut perbandingan tangkapan layar video di postingan yang salah (kiri atas), video yang diunggah Sutopo (kanan atas) dan salah satu video yang diunggah Putra (bawah):

Image
Perbandingan tangkapan layar video di postingan yang salah (kiri atas), video yang diunggah Sutopo  (kanan atas) dan salah satu video yang diunggah Putra (bawah)

Pada tanggal 29 Maret 2023, Putra juga menjelaskan pada AFP bahwa dilihat dari bentuk topografinya, lokasi video tersebut direkam adalah di Jalan Lau Kawar, Kecamatan Naman Teran, Kabupaten Karo, yang jaraknya sekitar enam kilometer dari puncak Sinabung.

Di Google Street View terlihat panorama yang cocok dengan tampilan di video di postingan salah.

Berikut tangkapan layar video di postingan salah (kiri) dan gambar dari Google Street View (kanan):

Image
Tangkapan layar video di postingan salah (kiri) dan gambar dari Google Street View (kanan)

Letusan gunung berapi di Indonesia sering memicu hoaks, yang telah dibongkar AFP di sini, di sini, di sini dan di sini.

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami