Video menunjukkan kembang api dan flare di Aljazair, bukan 'serangan Hamas atas Israel'
- Artikel ini berusia lebih dari setahun.
- Diterbitkan pada hari Jumat 13/10/2023 pukul 05:54
- Diperbarui pada hari Selasa 24/10/2023 pukul 17:52
- Waktu baca 5 menit
- Oleh: Natalie WADE, AFP Amerika Serikat, AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2025. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
"Israel Live OMG," tulis teks yang disematkan di atas video, yang diunggah Facebook pada tanggal 11 Oktober 2023.
"NEGARA ISRAEL SAAT SEKARANG INI," tulis sebagian status postingan itu. "IBU KOTANYA TEL AVIV JADI LAUTAN API , BALASAN Dari Pasukan Jihad HAMAS."
Video itu menunjukkan rekaman yang diambil pada malam hari, dengan apa yang terlihat seperti api dan asap berwarna merah di tengah bangunan tinggi.
Rekaman berdurasi semenit dan 18 detik itu telah ditonton lebih dari 200 kali.
Postingan itu beredar beberapa hari selepas kelompok militan Hamas menyerang Israel pada tanggal 7 Oktober 2023.
Rentetan gempuran yang belum terjadi sebelumnya -- dalam bentuk tembakan rudal dan juga serangan senjata api -- telah memakan korban warga sipil dan menyandera 150 orang, yang terdiri dari warga negara Israel, warga negara ganda dan warga negara asing.
Keesokan harinya, Israel secara resmi menyatakan perang, dan angkatan militernya tanpa henti menggempur Jalur Gaza dan mengerahkan puluhan ribu tentara di sekitar wilayah kantong Palestina dan di perbatasan utara dengan Lebanon. Hingga tanggal 11 Oktober 2023, konflik ini telah memakan ribuan korban jiwa.
Video itu telah ditonton lebih 2,9 juta kali selepas beredar di Facebook di sini dan di sini, di TikTok di sini, sini dan sini, serta di Instagram, di SnackVideo dan di X, dulunya Twitter.
Video itu juga beredar dalam postingan berbagai bahasa -- bahasa Inggris, bahasa Spanyol, bahasa Jerman, bahasa Portugis dan bahasa Malaysia -- dengan narasi itu adalah rekaman serangan Israel di Gaza.
Namun, klaim itu salah.
AFP menemukan bahwa video tersebut diunggah oleh pengguna TikTok bernama "ramiguerfi41".
Meskipun klip tersebut tidak muncul di profilnya saat diakses dari Indonesia, pencarian dengan kata kunci menunjukkan dia mengunggahnya di akun TikTok miliknya (tautan arsip).
Reporter AFP di Brazil mengonfirmasi bahwa pengguna TikTok tersebut memposting rekaman itu pada tanggal 27 September 2023 -- lebih dari sepekan sebelum serangan Hamas mulai.
Rekaman dari Aljazair
Pencarian dengan kata kunci menemukan beberapa video -- seperti ini dan ini -- yang menyerupai rekaman dalam unggahan sesat (tautan arsip ini dan ini).
Rekaman-rekaman tersebut menunjukkan fans sepakbola menyalakan kembang api dan flare di Aljir, ibu kota negara, setelah tim sepak bola CR Belouizdad memenangkan kejuaraan Aljazair pada tahun 2020 (tautan arsip ini dan ini).
AFP melakukan geolokasi pada video dengan mengidentifikasi petunjuk-petunjuk yang terlihat dalam rekaman, termasuk sebuah bundaran berumput dan sebuah papan reklame yang pinggirannya berlampu, terletak di sisi sebuah gedung bertingkat.
Video kebakaran Azerbaijan
Antara detik ke-13 dan ke-19 di video sesat, terlihat si jago merah melahap sederetan bangunan kuning bertingkat dua dan sebuah spanduk dengan tulisan bahasa Azerbaijan, "Xalça" -- yang berarti karpet -- terpampang di salah satu bagian gedung.
Pencarian kata kunci menemukan potongan klip ini sepadan dengan laporan media setempat, seperti ini dan ini, tentang kebakaran di sebuah pasar di kota Masalli, Azerbaijan, pada tanggal 6 Oktober 2023 (tautan arsip ini dan ini).
Berikut perbandingan tangkapan layar video sesat (kiri), video sesat yang dibalik (tengah) dan video laporan media Azerbaijan (kanan), dengan tulisan di spanduk ditandai AFP:
Konflik Israel- Hamas telah memicu banjir misinformasi di media sosial, termasuk foto dan video yang disebarkan dengan klaim salah.
Laporan-laporan AFP lainnya seputar hoaks konflik Israel-Palestina bisa ditemukan di sini.
24 Oktober 2023 Laporan ini diperbarui untuk mengganti dua tautan dengan tautan arsip.
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami