Video Jokowi berbicara bahasa Mandarin ini adalah hasil manipulasi menggunakan AI

  • Diterbitkan pada hari Kamis 02/11/2023 pukul 09:47
  • Diperbarui pada hari Kamis 02/11/2023 pukul 10:09
  • Waktu baca 4 menit
  • Oleh: AFP Indonesia
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memastikan video Presiden Joko "Jokowi" Widodo berpidato dalam bahasa Mandarin adalah deep fake yang dibuat menggunakan AI. Video itu telah ditonton jutaan kali. AFP menemukan bahwa video aslinya memperlihatkan Jokowi berbicara dalam bahasa Inggris pada sebuah jamuan tahun 2015.

Video itu ditonton lebih dari dua juta kali selepas diunggah di TikTok di sini pada tanggal 26 Oktober 2023.

Klip berdurasi satu menit dan 21 detik itu memperlihatkan Jokowi sedang berpidato dalam bahasa Mandarin.

Unggahan itu diberi keterangan: "Pak Jokowi keren bisa berbahasa mandarin".

Image
Tangkapan layar unggahan sesat, diambil pada tanggal 27 Oktober 2023

Jokowi, yang telah membangun hubungan baik dengan Beijing, menjadi sasaran narasi salah bernada anti-Tiongkok dan anti-Tionghoa, di antaranya dibongkar AFP di sini dan di sini (tautan arsip).

Video editan itu menyebar beberapa bulan sebelum Pilpres 2024, di mana Menteri Pertahanan Prabowo Subianto maju sebagai salah satu kandidat berpasangan dengan putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, sebagai cawapresnya.

Video yang sama telah ditonton lebih dari 74.000 kali di YouTube, di Facebook, di SnackVideo, di TikTok di sini dan di sini, serta di X, sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

Komentar di bawah postingan video menunjukkan sejumlah orang percaya bahwa video itu asli.

"Ini real bahasa mandarin , coba lihat gerakulut dan bibirnya pak Jokowi," tulis salah satu komentar di TikTok.

"Keren Presiden kita bisa Bahasa Mandarin," tulis komentar lainnya.

Image
Tangkapan layar komentar pengguna TikTok

Namun, Kominfo menyatakan bahwa video itu hoaks.

Dalam pernyataan yang diunggah di websitenya pada tanggal 26 Oktober 2023, Kominfo mengatakan video itu "telah disunting sedemikian rupa yang diduga memanfaatkan teknologi artificial intelligence (AI) 'deepfake'" (tautan arsip).

Kenyataannya, video aslinya memperlihatkan Jokowi berpidato dalam bahasa Inggris.

Pidato berbahasa Inggris

Pencarian kata kunci dan gambar terbalik di Google dan Yandex mengarahkan pada video yang lebih panjang, yang diunggah oleh organisasi bernama U.S - Indonesia Society (USINDO) pada tanggal 26 Oktober 2015.

Jika diterjemahkan, judul video USINDO yang berbahasa Inggris itu artinya: "26 Oktober 2015 - Presiden Jokowi berpidato saat jamuan yang diselenggarakan USINDO, US Chamber dan USABC" (tautan arsip ini dan ini).

Video versi panjang itu juga diunggah di website USINDO pada tanggal yang sama (tautan arsip).

Video yang diunggah USINDO itu menunjukkan Jokowi berpidato dalam bahasa Inggris.

Berikut perbandingan tangkapan layar video editan (kiri) dan video asli dari USINDO (kanan):

Image
Perbandingan tangkapan layar video editan (kiri) dan video asli dari USINDO (kanan)

Presiden Jokowi mengawali pidatonya dengan kalimat, yang jika diterjemahkan artinya: "Para tamu bisnis, hadirin sekalian. Selamat malam. Suatu kehormatan bagi saya dapat berada di sini hari ini."

Ia kemudian berbicara tentang komitmen Indonesia untuk memudahkan izin usaha dan pertemuannya pada hari itu dengan Barack Obama, presiden Amerika Serikat pada saat itu.

"Kami berbicara banyak hal. Hal yang membahagiakan dan hal yang serius seperti masalah Laut China Selatan ... Saya sampaikan kepada Presiden Obama dan hari ini kami umumkan bahwa Indonesia berniat bergabung dengan TPP," ujarnya.

TPP mengacu pada Trans-Pacific Partnership, yakni kesepakatan dagang di antara 11 negara pada masa Obama, yang ditandangani tapi tidak pernah diratifikasi (tautan arsip).

Menurut kedutaan besar AS di Indonesia, Jokowi bertemu Obama di Gedung Putih pada tanggal 26 Oktober 2015, di mana kedua pemimpin membahas berbagai topik termasuk kerja sama maritim dan pertahanan (tautan arsip).

Analisis mendalam terhadap video editan dan video asli menemukan bahwa cuplikan-cuplikan di video editan telah diatur ulang, misalnya salah satu cuplikan Jokowi tertawa bersama hadirin di video USINDO diganti dengan cuplikan selanjutnya sehingga Jokowi terlihat seperti diam dan serius.

Pidato bahasa Mandarin tak koheren

Analisis isi pidato bahasa Tiongkok di video editan yang dilakukan jurnalis AFP penutur bahasa Tiongkok menemukan elemen-elemen yang kemungkinan dihasilkan oleh teknologi kecerdasan buatan.

Antara lain, pidato tidak memiliki topik yang koheren, dimulai dengan kalimat tentang "perlakuan adil" lalu lompat ke pembahasan tentang industri teh dan diakhiri dengan frasa-frasa tentang "masalah yang rumit".

"Suara" dalam video itu juga salah mengucapkan kata "行" dari frasa "行業", yang berarti "industri". Alih-alih mengucapkan "hang ye", ia menggunakan pengucapan lain untuk kata tersebut, yakni "xing". Sehingga dalam video yang dimanipulasi, yang diucapkan adalah "xing ye".

Sentimen anti-Tiongkok di Indonesia telah diperparah oleh misinformasi yang dibagikan di media sosial -- AFP pernah membongkar klaim-klaim terkait misalnya ini, ini dan ini (tautan arsip).

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami