Google tidak menghapus 'Palestina' dari aplikasi peta mereka

Google sekali lagi membantah klaim salah yang menyebut bahwa perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS) itu telah "menghapus Palestina" dari Google Maps, di tengah perang antara Israel dan kelompok Hamas yang terus berlanjut. Klaim tersebut kembali beredar pada bulan Juni 2024 di saat perang tersebut -- yang dipicu oleh serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023 -- membangkitkan dorongan global untuk mengakui status kenegaraan Palestina.

"Iseng-iseng buka Google Map, ternyata negara Palestina sudah dihapus dari peta dunia," tulis keterangan postingan Facebook yang diunggah pada 30 Mei 2024.

Postingan tersebut menampilkan sebuah tangkapan layar Google Maps yang menunjukkan pencarian dengan kata kunci "Palestina". Tampak negara Israel, Lebanon dan Yordania pada peta namun "Palestina" tidak terlihat. 

Image
Tangkapan layar postingan salah, diambil pada 11 Juli 2024

Postingan serupa juga dibagikan di X, dan juga dibagikan pengguna media sosial di PakistanFilipina, Kenya dan Arab Saudi.

Klaim tersebut pernah disanggah AFP pada Juli 2020, namun belakangan muncul kembali setelah serangan mematikan Israel di Gaza membangkitkan dorongan global untuk mengakui status kenegaraan Palestina.

Sebagian besar anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengakui kenegaraan Palestina -- termasuk Indonesia dan hampir seluruh negara di Timur Tengah, Afrika, Amerika Latin dan negara-negara di Asia. Namun Amerika Serikat, Kanada, hampir semua negara Eropa barat, Australia, Jepang dan Korea Selatan masih belum mengakuinya.

Perang di Gaza dipicu oleh serangan milisi Hamas ke selatan Israel pada tanggal 7 Oktober 2023. Serangan Hamas itu menewaskan 1.195 orang, mayoritas warga sipil, menurut angka dari otoritas Israel yang dilaporkan AFP.

Serangan balasan Israel di Gaza selama berbulan-bulan telah menewaskan sedikitnya 38.345 orang, yang juga mayoritas warga sipil, menurut angka yang dikeluarkan kementerian kesehatan di Gaza yang dikendalikan Hamas per tanggal 12 Juli 2024.

Tidak ada perubahan

Seorang juru bicara Google menyampaikan kepada AFP lewat surel pada tanggal  9 Juli 2024 bahwa mereka tidak mengubah bagaimana "Palestina" terlihat di Google Maps.

Menurut Google, pencarian dengan kata kunci "Palestina" di Google Maps, akan menunjukkan daerah yang dilabeli West Bank (Tepi Barat) dan Jalur Gaza, namun  -- karena belum ada kesepakatan yang jelas tentang wilayah tersebut di antara organisasi-organisasi internasional -- saat ini mereka belum dapat dengan pasti menunjukkan batas-batasnya. 

Google juga juga mengatakan bahwa perusahaan itu berkomitmen untuk secara obyektif menampilkan wilayah yang disengketakan pada petanya, yang dilakukan dengan melihat data dari otoritas kartografi internasional. Wilayah perbatasan yang masih disengketakan ditandai Google dengan garis putus-putus berwarna abu-abu.

Christine Leuenberger, seorang dosen senior di Universitas Cornell yang memiliki keilmuan khusus tentang sejarah dan sosiologi kartografi di wilayah teritori Israel dan Palestina mengatakan pada AFP bahwa:

"Kata Palestina belum pernah ada di peta-peta ini -- istilah yang paling banyak dipakai adalah Tepi Barat dan Gaza".

“Di dalam peta, nama ‘Palestina’ biasanya berhubungan dengan Palestina historis sebelum berdirinya negara Israel dan tidak digunakan di media mainstream di negara-negara Barat,” kata Leuenberger dalam surat elektronik pada tanggal 21 Juli 2020.

“Biasanya teritorial Palestina ditandai dengan garis batas putus-putus, yang berarti wilayah sengketa dan teritorial tersebut (Gaza dan Tepi Barat) hingga saat ini tanpa nama. Kadang-kadang, teritorial tersebut ditandai dengan garis batas putus-putus dan diberi label ‘Tepi Barat’ dan ‘Gaza’.”

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami