Cincin Olimpiade di Menara Eiffel Paris pada tanggal 14 Juli 2024 ( AFP / Dimitar DILKOFF)

Pakar sebut video 'ancaman Hamas terhadap Olimpiade Paris' kemungkinan palsu

Di saat Prancis sedang menggencarkan operasi keamanan untuk melindungi perhelatan Olimpiade 2024 di Paris, muncul sebuah video yang seakan memperlihatkan milisi Hamas sedang mengancam untuk menyerang Paris. Namun, kelompok militan Palestina tersebut membantah telah membuat klip tersebut. Kementerian Dalam Negeri Prancis menyatakan tidak dapat memverifikasi keaslian video, dan sejumlah pakar mengatakan bahwa klip tersebut tampaknya merupakan bagian dari kampanye disinformasi.

"Hamas baru saja launching pesan video baru yg mengancam Olimpiade Perancis akan menjadi sungai darah," tulis keterangan video yang diunggah di X pada tanggal 24 Juli 2024. 

Klip di postingan itu memperlihatkan seseorang yang mengenakan keffiyeh yang menutupi wajahnya dan atasan bergambar bendera Palestina sedang berbicara dalam bahasa Arab. 

Subtitle dalam bahasa Inggris yang disertakan dalam video menyebut bahwa pembicara mengancam akan menimbulkan "sungai darah" atas kehadiran atlet Israel di Olimpiade 2024. Teks terjemahan pidato juga mengatakan bahwa pembicara mengutuk dukungan Prancis kepada Israel dalam perang melawan Hamas.

Image
Tangkapan layar unggahan sesat di X, diambil pada tanggal 5 Agustus 2024

Postingan tersebut beredar di Facebook dan Instagram sebelum upacara pembukaan Olimpiade Paris pada tanggal 26 Juli.

Video dengan narasi yang sama juga muncul dalam berbagai bahasa, antara lain bahasa InggrisKorea, Prancis, Portugis, dan Spanyol.

Pasukan keamanan Prancis bersiaga penuh untuk mencegah serangan teror yang dapat merusak pembukaan Olimpiade yang pertama kalinya diadakan di Paris dalam kurun waktu 100 tahun. 

Israel juga telah memperingatkan tentang potensi ancaman dari kelompok-kelompok yang didukung Iran terhadap atlet dan wisatawan Israel.

Namun, banyak orang mempertanyakan keaslian video tersebut, dengan menunjuk kesalahan bahasa Arab orang dalam video dan bahwa akun yang membagikannya tampaknya berafiliasi dengan jaringan pro-Rusia dan bukan Hamas.

"Badan intelijen Prancis dan mitra mereka belum dapat mengautentikasi kebenaran video ini," kata Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin pada tanggal 24 Juli.

Hamas menyangkal tudingan keterlibatan dalam video itu, menurut lembaga lembaga analisis ancaman teroris SITE (tautan arsip). Lembaga SITE mengutip seorang pejabat senior Hamas, Izzat al-Rishq, yang berbasis di Qatar, yang mengatakan, “Video yang direkayasa ini adalah bagian dari propaganda Zionis yang bertujuan untuk menghasut perlawanan Palestina.”

'Operasi bendera palsu'

Darmanin mengatakan sebagian besar orang yang membagikan video itu adalah “akun pro-Kremlin atau pro-Rusia.” Namun, ia menolak mengaitkan unggahan tersebut dengan negara Rusia, dan mengatakan bahwa unggahan mungkin berasal dari "pihak yang mencoba menyebarkan disinformasi tentang negara kami."

Moskow juga membantah terlibat dalam operasi semacam itu.

Peneliti interferensi asing David Colon sebelumnya mengungkapkan di X bahwa salah satu postingan video yang paling banyak dilihat berasal dari akun pro-Rusia @aussiecossack (tautan arsip di sini dan di sini). 

Image
Tangkapan layar postingan X dengan klaim salah, diambil pada tanggal 2 Augustus 2024

"Dalam analisis pertama, banyak petunjuk mengarah kepada operasi Rusia di bawah 'bendera palsu'," kata seorang sumber keamanan yang enggan disebutkan namanya kepada AFP.

Serangan 'bendera palsu' (false flag) mengacu pada taktik perang di mana penyerang menggunakan identitas palsu atau identitas tidak jelas untuk menipu lawan dan berpotensi memicu eskalasi konflik (tautan arsip). 

Salah satu akun yang pertama kali mengunggah video ancaman itu di X adalah @endzionism24. Akun X yang saat ini telah ditangguhkan itu dibuat pada bulan Februari tetapi ternyata tidak aktif selama berbulan-bulan.

Akun tersebut mulai membagikan konten beberapa hari sebelum video diunggah, yang menjadi pola umum bagi akun palsu yang menyebarkan disinformasi. Kebanyakan postingan di akun ini bersifat anti-Israel.

"Video itu diunggah ulang ke X oleh akun yang diketahui sebagai bagian dari jaringan Rusia, lalu diteruskan oleh website-website Afrika yang dikenal sebagai titik distribusi untuk orang Rusia," kata sumber keamanan tersebut.

Selain keamanan fisik di sekitar ajang Olimpiade, pihak berwenang juga mengkhawatirkan serangan siber dan disinformasi. Perancis, khususnya, dapat menjadi sasaran serangan karena dukungannya kepada Ukraina selama invasi Rusia.

Bahasa dan tanda yang tidak konsisten

Seorang reporter AFP yang merupakan penutur bahasa Arab mengatakan pria dalam video membuat banyak kesalahan tata bahasa dan sintaksis. Banyak orang di dunia maya juga menunjukkan bahwa pengucapan “Allahu Akbar (Allah Maha Besar)” di akhir video tidak benar.

Seorang sumber keamanan lainnya mengatakan kepada AFP bahwa “kode-kode visual propaganda Hamas tidak terlihat" dalam video tersebut.

Milisi Hamas membunuh 1.197 orang di Israel pada tanggal 7 Oktober 2023, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, menurut angka dari otoritas Israel yang dilaporkan AFP.

Dari 251 orang yang disandera hari itu, 111 orang masih ditahan di Gaza, dan 39 di antaranya dinyatakan tewas, kata otoritas militer Israel.

Kampanye militer Israel di Gaza -- yang dilakukan sebagai respon atas serangan Hamas tanggal 7 Oktober -- telah membunuh lebih dari 39.100 warga Palestina, menurut data dari kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas. Data tersebut tidak merinci jumlah korban rakyat sipil dan milisi Hamas. 

Dan menurut militer Israel, 327 tentara mereka telah tewas sejak dimulainya operasi darat di Gaza pada tanggal 27 Oktober.

Diberitakan sebelumnya, seruan dari pihak Palestina agar Israel dilarang mengikuti Olimpiade Paris terkait perang di Gaza ditolak oleh ketua Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Atlet dari kedua delegasi menghadiri upacara pembukaan ajang olahraga paling bergengsi itu pada tanggal 26 Juli (tautan arsip).

AFP sebelumnya membantah misinformasi lain terkait Olimpiade Paris di sini.

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami