Tayangan 'armada laut Amerika dipukul mundur Houthi di Laut Merah' ini adalah hasil buatan digital
- Diterbitkan pada hari Rabu 04/12/2024 pukul 08:44
- Waktu baca 4 menit
- Oleh: AFP Thailand
- Terjemahan dan adaptasi AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2025. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
"Inilah yang terjadi di Laut Merah: Yaman telah memberikan pukulan telak bagi armada angkatan laut AS, yang mengakibatkan bentrokan hebat di laut," tulis keterangan video Facebook yang diunggah pada 14 November 2024.
"AS dilaporkan menawarkan berbagai konsesi kepada Houthi untuk mencegah mereka mengungkap kekalahan dan melindungi reputasi armada AS setelah kekalahan yang tak terduga, yang menyebabkan penarikan kapal induk AS dari Timur Tengah. Bravo Yaman," tulis postingan Facebook yang diunggah pada 14 November 2024."
Video yang telah ditonton lebih dari 200 kali tersebut menunjukkan beberapa kapal perang ditembaki dengan proyektil sehingga menyebabkan ledakan yang menyinari langit malam.
Menurut keterangan Pentagon pada 12 November, kelompok militan Houthi yang berbasis di Yaman memang menyasar dua kapal perang milik AS dengan pesawat tanpa awak dan rudal saat mereka transit di Selat Bab al-Mandab, namun serangan itu berhasil dihalau oleh kapal AS (tautan arsip).
Kelompok Houthi mulai menyerang kapal-kapal di Laut Merah dan Teluk Aden pada bulan November 2023 sebagai respon atas perang Israel di Gaza.
Video dengan klaim serupa juga menyebar dalam bahasa lain, seperti bahasa Burma, Inggris dan Thailand.
Namun, rekaman tersebut sebenarnya diambil dari kanal YouTube yang membagikan konten-konten dari video gim Arma 3.
Simulasi video gim
Pencarian gambar terbalik dan kata kunci di Google menemukan klip dengan durasi yang lebih panjang dan kualitas yang lebih baik diunggah di YouTube pada 14 Januari 2024 (tautan arsip).
Video YouTube tersebut berjudul: "REAKSI INSTAN DARI IRAN! Rudal Jelajah Houthi menenggelamkan kapal induk AS di dekat Yaman". Sedangkan keterangan unggahan berbunyi: "BUKAN rekaman asli, hanya video gim Arma 3".
ARMA 3 adalah gim video simulasi tembakan taktis yang dikembangkan dan dipublikasikan oleh perusahaan pembuat gim asal Ceko, Bohemia Interactive, yang memungkinkan para pemain menyesuaikan dan membuat konten mereka sendiri (tautan arsip).
Video asli tersebut diunggah di kanal YouTube USMC, yang sering mengunggah video pertempuran militer yang diambil dari tayangan gim Arma 3 (tautan arsip di sini dan di sini).
Bagian "Tentang" di kanal itu mengindikasikan bahwa tayangan yang dipakai dalam video-video yang dibagikan berasal dari Bohemia Interactive, pengembang gim Arma 3.
Klip yang dibagikan dalam postingan salah diambil dari menit ke 10:45 di video asli.
Berikut perbandingan tangkapan layar antara video di postingan salah (kiri) dan video dari akun YouTube USMC (kanan):
Petunjuk-petunjuk visual pada klip asli mengindikasikan bahwa video itu memang buatan komputer, antara lain; benda-benda yang terdistorsi, ledakan-ledakan yang tidak menghasilkan api maupun cahaya dan gerakan kamera yang tersentak-sentak mengingatkan kita pada video gim yang sedang menyesuaikan tampilan.
Pada bulan Oktober 2023, Bohemia Interactive membuat postingan peringatan di X bahwa rekaman video gim mereka banyak digunakan untuk menyebarkan misinformasi terkait konflik Timur Tengah (tautan arsip).
Dear Arma community,
— Arma Platform (@ArmaPlatform) October 10, 2023
With the tragic events currently unfolding in the Middle East, we feel it is vital to share once again our statement concerning the use of #Arma3 as a source of fake news footage:https://t.co/nA8bbuehTX
It’s disheartening for us to see the game we all… pic.twitter.com/9Ha4uNnR2a
Postingan X tersebut membagikan tips tentang cara mengidentifikasi rekaman video gim, antara lain dengan memperhatikan potongan-potongan video yang beresolusi rendah, kamera yang goyang dan pencahayaan rendah (tautan arsip).
AFP sebelumnya membantah misinformasi lain terkait serangan Houthi di Laut Merah di sini dan di sini.
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami