Umat muslim sedang menunaikan ibadah salat Tarawih pertama di bulan Ramadan 2022 di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, 2 April 2022. ( AFP / Chaideer Mahyuddin)

Tangkapan layar berita editan sebar klaim salah bahwa 'kiblat baru Islam Nusantara akan dibangun di Tiongkok'

  • Artikel ini berusia lebih dari setahun.
  • Diterbitkan pada hari Jumat 08/04/2022 pukul 10:42
  • Diperbarui pada hari Jumat 08/04/2022 pukul 10:59
  • Waktu baca 3 menit
  • Oleh: AFP Indonesia
Sejumlah unggahan Facebook membagikan tangkapan layar dua tajuk berita yang diklaim melaporkan "Tiongkok akan membangun kiblat baru untuk Islam Nusantara". Tetapi kenyataannya, tangkapan layar itu adalah hasil suntingan tangkapan layar laporan Sindonews and Detikcom. Laporan aslinya tidak ada hubungan dengan klaim tersebut. 

Sebuah gambar yang berisi dua tangkapan layar diunggah di Facebook di sini pada tanggal 29 Maret 2022.

"ISLAM NUSANTARA PUNYA KIBLAT BARU...!" bunyi status postingan tersebut. 

Satu tangkapan layar menunjukkan laporan berita dengan logo Sindonews, foto Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan judul berita: "Menag Yaqut: Saya Pastikan Pembangunan KIBLAT Yang Baru Untuk Umat Islam Nusantara, Akan Segera Dibangun Dan Kami Sudah Bekerja Sama dgn pemerintah China, Dan Lokasi Pembangunannya Bertempat Di China."

Sedangkan tangkapan layar yang kedua menunjukkan logo Detikcom, foto Presiden Tiongkok Xi Jinping dan judul berita: "Xi Jinping: China Siap Membiayai Seluruh Kebutuhan Pembangunan Kiblat Baru Bagi Umat Islam Nusantara."  

Image
Tangkapan layar unggahan menyesatkan, diambil pada tanggal 4 April 2022

Islam Nusantara adalah konsep Islam yang dipromosikan oleh Nahdlatul Ulama dan didukung oleh Presiden Joko Widodo. 

Said Aqil Siradj, ketua PB NU di tahun 2010-2021, berkata:  karakter Islam Nusantara adalah "Islam yang ramah, anti radikal, inklusif dan toleran", berbeda dengan apa yang disebutnya sebagai "Islam Arab yang selalu konflik dengan sesama Islam dan perang saudara."

Kedua tangkapan layar tersebut muncul pula di sejumlah unggahan lain, seperti di sini, di sini, di sini dan di sini.

Cukup banyak pengguna Facebook yang mempercayai klaim tersebut. 

Salah satu dari mereka menuliskan: "yg namanya Komonis jelas musuh kita kan, beraninya buat kiblat ayak2 wae kang," sedangkan yang lain berkata: "Kiblatnya Duit kali ya."

Image
Tangkapan layar komentar di Facebook

Gambar disunting

Akan tetapi, penelusuran AFP menemukan bahwa kedua gambar tersebut adalah hasil editan gambar dua laporan berita. 

Pencarian gambar terbalik di Google menemukan tangkapan layar pertama adalah hasil editan laporan Sindonews pada tanggal 12 Maret 2022 ini.

Artikel Sindonews asli menampilkan foto Yaqut, nama penulis serta waktu dan tanggal penerbitan yang sama dengan yang tercantum di gambar palsu.

Namun, judul aslinya berbunyi: "Menag Yaqut: Label Halal MUI Tidak Berlaku Lagi", lain dengan tajuk di postingan menyesatkan. 

Berikut adalah perbandingan gambar menyesatkan pertama (kiri) dan laporan asli Sindonews (kanan):

Image
Perbandingan tangkapan layar gambar menyesatkan pertama (kiri) dan laporan asli Sindonews (kanan)

Tangkapan layar kedua adalah hasil editan gambar laporan Detikcom ini, yang diterbitkan pada tanggal 8 Maret 2022.

Artikel Detikcom asli menunjukkan foto Xi, nama wartawan serta tanggal dan waktu penerbitan yang sama dengan apa yang terlihat di gambar palsu.

Akan tetapi, judul aslinya adalah: "Presiden China Sebut Situasi Terkini di Ukraina Mengkhawatirkan" — berbeda dengan apa yang ditampilkan di unggahan menyesatkan. 

Berikut adalah perbandingan tangkapan layar gambar menyesatkan kedua (kiri) dan laporan asli Detikcom (kanan):

Image
Perbandingan tangkapan layar gambar menyesatkan kedua (kiri) dan laporan asli Detikcom (kanan)

Pencarian secara daring tidak menemukan laporan asli Detikcom dan Sindonews terkait topik yang diklaim.

AFP Periksa Fakta telah berkali-kali membongkar hoaks terkait dengan Tiongkok di Indonesia, seperti ini, ini, ini dan ini

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami