
Vaksin Covid-19 tidak mengandung grafena oksida, kata para pakar
- Artikel ini berusia lebih dari setahun.
- Diterbitkan pada hari Rabu 03/05/2023 pukul 03:26
- Diperbarui pada hari Rabu 03/05/2023 pukul 03:34
- Waktu baca 2 menit
- Oleh: SHIM Kyu-Seok, AFP Korea Selatan, AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2025. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
"Jika sudah terlanjur tersuntik vakcin yang disinyalir kuat mengandung Graphene Oxide Nanoparticles, maka ada baiknya jangan meletakkan Smartphone didekat area jantung dan kepala," tulis postingan di Twitter ini pada tanggal 2 September 2022.
Cuitan telah dibagikan lebih dari 190 kali.

Grafena oksida atau graphene oxide adalah turunan dari grafena, yang konon memiliki kemampuan anti bakteri dan anti virus (tautan arsip).
Klaim serupa telah beredar setidaknya sejak tahun 2021 dan juga masih terus beredar di tahun 2023, misalnya di postingan Twitter ini dan ini, serta postingan Facebook ini, ini dan ini.
Narasi itu juga sempat beredar dalam bahasa Korea dan bahasa Inggris.
Namun pakar mengatakan klaim tersebut salah.
Grafena oksida
"Tidak ada vaksin di pasaran yang mengandung grafena oksida," kata Dr Park Jong-bo, seorang ilmuwan Korea Selatan yang bekerja di Biographene, perusahaan yang mengembangkan obat-obatan yang dirancang dengan grafena.
Berbagai vaksin yang dipakai saat ini "terdiri dari lapisan fosfolipid, peptida atau asam nukleat, dan grafena oksida bukan bagian dari kategori ini," kata Park kepada AFP.
Klaim bahwa vaksin yang tersedia dibuat dari grafena oksida adalah tidak akurat, kata Professor Hong Byung-hee, pakar nanomaterial dari Universitas Nasional Seoul (tautan arsip).
"Grafena saat ini sedang diuji untuk tujuan biomedis, termasuk untuk vaksin, tetapi penerapannya masih dalam tahap percobaan dan diperkirakan akan membutuhkan waktu lama sebelum tersedia secara komersial setelah uji klinis," katanya kepada AFP.
Hong juga menambahkan bahwa klaim bahwa grafena oksida itu seolah-olah seperti asbestos dan dapat menyebabkan kanker itu menyesatkan.
“Grafena memiliki struktur planar, dan sangat berbeda dengan asbestos yang memiliki struktur jarum,” jelasnya. "Dalam kasus oksida grafena... ada sejumlah toksisitas tetapi relatif sedikit, sehingga bahan tersebut diteliti secara luas untuk digunakan dalam sistem penghantaran obat dan sensor diagnostik in vivo."
Daftar bahan vaksin yang diterbitkan Organisasi Kesehatan Dunia menunjukkan tak ada vaksin Covid-19 yang telah mendapatkan ijin mengandung grafena atau grafena oksida. Termasuk dalam daftar tersebut adalah bahan untuk vaksin AstraZeneca; Janssen dan Moderna dari Amerika Serikat; Pfizer-BioNTech dari AS dan Jerman; Sinovac, Sinopharm, CanSino dan Anhui Zhifei dari Tiongkok; Sputnik dari Rusia; Bharat Biotech dari India.
Laporan periksa fakta AFP yang membongkar berbagai hoaks seputar vaksin bisa dilihat di sini.
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami