
Video AI diberi narasi salah sebagai rekaman 'Kota Tel Aviv yang hancur akibat serangan Iran'
- Diterbitkan pada hari 23/06/2025 pukul 11:29
- Waktu baca 3 menit
- Oleh: AFP Timur Tengah & Afrika Utara, AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2025. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
"Video ini direkam bukan dari Jalur Gaza, Lebanon, atau Suriah, melainkan video ini direkam dari ibukota Tel Aviv, Israel. Memperlihatkan kehancuran sebagian gedung-gedung di kota tersebut, akibat serangan rudal Hypersonic #Iran," tulis postingan X yang dibagikan pada 15 Juni 2025.
Teks berbahasa Arab di pojok kanan atas video tertulis, "Tel Aviv."
Video berdurasi 16 detik pada postingan memperlihatkan gedung-gedung dan infrastruktur yang hancur.

Postingan itu beredar setelah Iran melancarkan serangan balasan ke Israel menggunakan drone dan rudal, mengakibatkan tiga orang meninggal dan puluhan lainnya terluka (tautan arsip).
Serangan terjadi setelah Israel terlebih dahulu membombardir Iran pada 13 Juni untuk menarget fasilitas nuklir dan militer negara itu. Serangan Israel ini menewaskan beberapa petinggi militer, ilmuwan nuklir, dan puluhan warga sipil di Iran.
Saling serang antara Iran dan Israel ini merupakan konfrontasi paling intens mereka sepanjang sejarah (tautan arsip). Konfrontasi ini memicu kekhawatiran akan konflik berkepanjangan yang dapat melanda Timur Tengah.
Kementerian Kesehatan Iran mengatakan, setidaknya 224 orang telah terbunuh dan 1.200 lainnya luka-luka. Sedangkan kantor Perdana Menteri Israel mengungkap bahwa setidaknya 24 orang telah tewas dan 592 lainnya terluka.
Video dan klaim yang sama telah beredar di TikTok, Facebook, dan Instagram. Video dan klaim tersebut juga beredar dalam bahasa lain termasuk Thailand, Inggris, Bengali, Arab, dan Spanyol.
Namun, pencarian gambar terbalik menemukan bahwa video itu dibuat menggunakan Google AI.

Kemampuan deteksi gambar buatan AI ini didapat dari teknologi SynthID milik Google yang diluncurkan pada 2023 lewat laboratoritum AI DeepMind milik mereka (tautan arsip di sini dan sini).
Seorang juru bicara Google mengatakan kepada AFP, ketika watermark SynthID terdeteksi, akan muncul keterangan bahwa "gambar telah dibuat atau dimodifikasi menggunakan AI."
Pencarian lanjutan menemukan bahwa klip tersebut pernah diunggah ke Instagram pada 28 Mei, sebelum Iran memulai serangan balasan ke Israel, dengan keterangan yang memuat tagar seperti #southlebanon (tautan arsip).
Akun Instagram itu juga kerap membagikan video-video bikinan AI. Bio profilnya tertulis "AI resistance."

AFP sebelumnya telah membantah misinformasi lain terkait konflik Iran-Israel di sini.
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami