
Video 'jenazah korban gempa Afghanistan' ini buatan AI
- Diterbitkan pada hari 19/09/2025 pukul 12:04
- Waktu baca 2 menit
- Oleh: Masroor GILANI, AFP Pakistan
- Terjemahan dan adaptasi AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2025. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
"Ini bukan di Gaza tapi Afghanistan. Lebih dari 1000 jenazah korban gempa bumi," tulis keterangan video TikTok yang diunggah pada tanggal 4 September 2025.
Video seolah-olah menunjukkan prosesi pemakaman di sebuah jalan di mana orang-orang membawa jenazah yang dibalut dengan kain kafan.

Postingan serupa juga dibagikan dalam bahasa Inggris, Marathi dan Spanyol setelah gempa paling mematikan yang menimpa Afghanistan dalam beberapa dekade terakhir itu mengguncang wilayah pegunungan di bagian timur, yang berbatasan dengan Pakistan (tautan arsip). Setidaknya 2.205 orang tewas dan lebih dari 3.640 orang terluka dalam bencana tersebut.
Namun, video itu buatan AI dan AFP menemukan kejanggalan visual yang menjadi ciri konten AI.
Beberapa jenazah yang terbungkus kain kafan tampak terlalu ringan dan dipikul hanya oleh satu atau dua orang, sementara jenazah lain terlihat melayang dan dipikul oleh tangan-tangan tanpa tubuh.
Beberapa orang juga tampak menggotong pohon saat prosesi berlangsung, sedangkan yang lainnya terlihat berjalan mundur.
Foto-foto pemakaman korban meninggal dunia akibat gempa di Afghanistan yang diambil oleh jurnalis AFP juga terlihat berbeda dengan video yang beredar itu.

Pencarian gambar terbalik di Google menggunakan potongan video menemukan bahwa tayangan tersebut pernah diunggah di TikTok pada 18 Agustus 2025, dua minggu sebelum gempa Afghanistan terjadi. Terdapat label "kreator menandainya sebagai konten dihasilkan AI" di bagian bawah postingan. Selain itu, pemilik akun TikTok tersebut memang kerap membagikan video hasil AI.
Video TikTok tersebut diunggah dengan narasi bahwa klip menunjukkan keadaan terkini di Pakistan, setelah wilayah timur negara itu direndam banjir yang menewaskan lebih dari 800 orang sejak bulan Juni (tautan arsip).

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami