Foto aerial Jakarta pada tanggal 13 Juni 2021 ( AFP / Bay Ismoyo)

Para pakar membantah klaim salah bahwa 'polusi udara menyebabkan Covid-19'

Hak cipta AFP 2017-2023. Hak cipta dilindungi undang-undang.

Sebuah video yang memperlihatkan podcaster Babeh Aldo mengklaim bahwa pandemi Covid-19 disebabkan oleh polusi udara telah ditonton ratusan ribu kali di berbagai unggahan media sosial. Namun, klaim itu salah. Walau pemerintah sering dikritik soal penanganan polusi udara di ibukota DKI Jakarta, ahli kesehatan sepakat bahwa Covid-19 disebabkan oleh virus SARS-CoV-2.

Video itu diunggah di sini di Facebook pada tanggal 6 Februari 2022.

Tayangan yang telah ditonton lebih dari 18.000 kali itu memperlihatkan podcaster Ali Ridho Assegaf, atau biasa dipanggil Babeh Aldo, yang aktif dalam demo anti-vaksin di Jakarta.

Keterangan unggahan itu berbunyi: "Polusi Udara Meningkat Mendadak dan Menyebabkan Banyak Orang Sakit. - Babeh Aldo".

Tangkapan layar unggahan menyesatkan, diambil pada tanggal 11 Februari 2022

Di video itu, Babeh Aldo mengatakan: "Dan bahkan pandemi ini kami tengarai adalah pandemi polusi udara. Di saat pemerintah mengatakan akan ada gelombang Omicron, kami menyelidiki bahwasanya tingkat polusi udara sekarang lagi meningkat. Makanya kalian akan melihat beberapa kota besar orang-orang yang tiba-tiba sakit."

Angka kasus Covid-19 di Indonesia telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir sejalan dengan kenaikan angka kasus Omicron.

Tingkat polutan udara, seperti mikro partikulat PM2.5, sering mencapai konsentrasi tidak sehat di Indonesia, terutama di kota-kota besar.

Warga Jakarta berhasil menggugat pejabat pemerintah, dari President Jokowi sampai Gubernur DKI Jakarta, terkait polusi udara di tahun 2021.

Video itu juga telah ditonton lebih dari 423.000 kali setelah diunggah di Facebook di sini, di YouTube di sini, di TikTok di sini dan di sini, dan di Twitter di sini.

Namun, klaim di video tersebut salah.

Ada kesepakatan ilmiah bahwa Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus SARs-CoV-2.

Para pakar juga membantah klaim bahwa pandemi Covid-19 disebabkan oleh polusi udara.

"Klaim bahwa kasus polusi menyebabkan Covid-19 adalah sebuah gagal paham," kata Teerachai Amnuaylojaroen, lektor di Departemen Energi dan Lingkungan Hidup di Universitas Phayao, di Thailand.

Menurut riset yang dilakukan Teerachat dan koleganya, polutan udara meningkatkan angka kematian Covid-19 di banyak negara, namun ia menegaskan bahwa "WHO dan banyak penelitian ilmiah menunjukkan penyebab Covid-19 adalah virus SARS-CoV-2."

Penyakit yang disebabkan oleh polusi udara, cuaca dan bahan kimia sifatnya tidak menular, kata Hermawan Saputra, dewan pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia.

Wabah disebabkan oleh "virus, bakteri, protozoa dan cacing," tambahnya.

"Jika polusi udara, kenapa ada kasus-kasus [Covid-19] di negara-negara yang memiliki kualitas udara yang baik?" ujar Dicky Budiman, epidemiolog di Universitas Griffith di Australia.

Hingga tanggal 14 Februari 2022, data WHO menunjukkan Covid-19 telah menginfeksi lebih dari 410 juta orang di seluruh dunia dan menyebabkan lebih dari 5.8 juta kematian.

Sementara itu, Indonesia mencatat lebih dari 4,8 juta kasus positif dan lebih dari 145.000 kematian.

COVID-19