
Video ini menunjukkan aksi unjuk rasa di Kota New York pada tahun 2017
- Artikel ini berusia lebih dari setahun.
- Diterbitkan pada hari Jumat 17/04/2020 pukul 05:35
- Diperbarui pada hari Rabu 02/09/2020 pukul 17:11
- Waktu baca 3 menit
- Oleh: AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2025. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
Video berdurasi 45 detik ini yang memperlihatkan muslim salat di jalanan diunggah di Facebook pada tanggal 10 April 2020. Klip itu telah ditonton lebih dari 7.900 kali dan dibagikan 190 kali.
Status unggahan tersebut berbunyi: “#Amerika Shalat Maghrib..
“Negara njang bukan mayoritas Umat islam,, ketika Virus Corona datang.. Mereka berduyun" Melakukan shalat berjama'ah dijalan raya…”.
Berikut tangkapan layar unggahan menyesatkan itu:

Sampai dengan 16 April 2020, penyakit akibat coronavirus baru atau COVID-19 telah merenggut lebih dari 26.000 nyawa di AS dan menginfeksi lebih dari 632.000 orang, menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS di sini.
Pada tanggal 16 April 2020, pemerintah Indonesia menyatakan angka kematian akibat COVID-19 telah mencapai 496 orang dan lebih dari 5.500 orang positif terinfeksi virus corona. Sebagai salah satu respon terhadap lonjakan kasus positif COVID-19, pihak berwenang telah membatasi pertemuan publik termasuk kegiatan keagamaan seperti salat Jumat.
Video dengan klaim yang mirip telah ditonton hampir 3.000 kali setelah dibagikan di unggahan Facebook lainnya di sini, di sini, di sini dan di sini.
Klaim itu salah. Video tersebut telah beredar di internet sejak bulan Februari 2017 dan juga cocok dengan klip lain di laporan media tentang unjuk rasa menentang larangan pendatang Muslim yang dikeluarkan Presiden Donald Trump.
Pencarian gambar terbalik di Google diikuti dengan pencarian kata kunci menemukan video yang sama diunggah di YouTube di sini pada tanggal 5 Februari 2017. Judul video dalam bahasa Inggris itu diterjemahkan ke bahasa Indonesia sebagai: “Muslim salat di jalanan New york”.
Berikut tangkapan layar perbandingan antara video di unggahan menyesatkan (kiri) dan video asli di YouTube (kanan):

Situs web berita berbasis di AS, HuffPost, mempublikasikan laporan mengenai unjuk rasa tersebut pada tanggal 2 Februari 2020 di sini.
Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, judul laporan itu adalah: “Pemogokan Pemilik Toko Keturunan Yaman, Salat dan Protes Atas Larangan Imigran Muslim Oleh Trump di New York”.
Dua paragraf pertama laporan itu berbunyi: “Saat matahari terbenam menjelang Kamis malam, ratusan pemilik bodega keturunan Yaman melaksanakan salat berjamaah di luar Brooklyn Borough Hall. Lantunan 'Allahu Akbar' oleh imam memenuhi udara, dan para penjaga toko itu melakukan gerakan salat seperti berdiri dan berlutut di atas beton yang dingin. Ada banyak hal untuk didoakan.
“Larangan Presiden Donald Trump terhadap imigran dari Yaman dan enam negara mayoritas Muslim lainnya telah berdampak terhadap beberapa pemilik bodega ini secara pribadi. Beberapa dari mereka memiliki anggota keluarga yang terdampar di luar negeri, visa AS yang mereka coba dapatkan dengan usaha sangat keras dianggap tidak berguna.”
Bodega adalah toko kelontong di daerah perkotaan Amerika Serikat.
Brooklyn Borough Hall adalah bangunan pemerintah bersejarah di Kota New York.
Jurnalis HuffPost yang melaporkan aksi protes tersebut, Christopher Mathias, juga mengunggah video berdurasi 16 detik di Twitter di sini pada tanggal 2 Februari 2017, yang memperlihatkan lokasi dan adegan yang sama seperti yang terlihat dalam video menyesatkan.
One of the most powerful demonstrations I've ever seen #bodegastrike pic.twitter.com/NM95aN3irG
— Christopher Mathias (@letsgomathias) February 2, 2017
Pada tanggal 27 Januari 2017, Trump menandatangani perintah eksekutif yang melarang masuknya warga dari tujuh negara mayoritas Muslim ke AS; ketujuh negara itu adalah: Yaman, Suriah, Iran, Irak, Sudan, Somalia dan Libya.
Aksi unjuk rasa itu juga dilaporkan pada tanggal 2 Februari 2017, oleh Al Jazeera dan The Guardian.
Lokasi salat berjamaah di video YouTube cocok dengan Google Street View sekitar Brooklyn Borough Hall.
Berikut perbandingan tangkapan layar antara adegan di video YouTube (kiri) dan Google Street View (kanan), dengan fitur yang penting dilingkari merah oleh AFP.

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami