Video itu telah ada di internet sejak tahun 2011 – beberapa tahun sebelum epidemi COVID-19
- Artikel ini berusia lebih dari setahun.
- Diterbitkan pada hari Senin 30/03/2020 pukul 08:45
- Waktu baca 3 menit
- Oleh: AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2025. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
Video ini telah ditonton lebih dari 300 kali sejak diunggah di YouTube pada tanggal 15 Februari 2020.
Tayangan video menunjukkan orang-orang berkumpul di sebuah jalan.
Berikut tangkapan layar unggahan menyesatkan itu:
Judul video YouTube itu tertulis: “Tidak takut virus corona shalat jum'at di china penuh sampai ke jalanan.”
Keterangan video tertulis: “Kondisi saat ini di china shalat jum'at di penuhi warga sampi ke jalan jalan.”
Penyakit virus corona baru, atau COVID-19, telah membunuh hampir 30.000 orang dan menginfeksi hampir 635.000 orang di seluruh dunia setelah diidentifikasi pertama kali di Tiongkok di bulan Desember 2019, menurut laporan WHO tanggal 29 Maret 2020 ini.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yang merupakan episentrum wabah tersebut, telah membatasi perkumpulan massa untuk menangkal penyebaran penyakit, termasuk menunda penyelenggaraan salat berjamaah selama dua minggu, menurut laporan The Jakarta Post ini pada tanggal 19 Maret 2020.
Video yang sama dibagikan dengan klaim yang sama di YouTube di sini, di sini dan di sini; juga di Facebook di sini dan di sini.
Sementara itu, video itu juga dibagikan dalam unggahan berbahasa Bengali di sini dan di sini dengan klaim klip itu menunjukkan orang-orang Tiongkok non-Muslim berbondong-bondong ke masjid karena wabah virus corona.
Semua klaim itu salah: video itu telah ada di internet sejak tahun 2011 dan menunjukkan warga Muslim menunaikan salat berjamaah di sebuah masjid di kota Xining, di sebelah barat Tiongkok.
Pencarian gambar terbalik menggunakan tangkapan layar yang dihasilkan InVID menemukan video YouTube ini, yang unggah pada tanggal 12 Agustus 2011 oleh seseorang bernama Pavel Rytir.
Judul video YouTube itu, diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, berbunyi: “Ramadan di Xining”, sedangkan statusnya berbunyi: “Damai dan Cinta, sallem all Laikhum”.
Xining adalah ibukota Provinsi Qinghai, di bagian barat Tiongkok.
Pemilik akun YouTube menulis di antara komentar unggahan video bahwa dialah yang “telah merekam video itu”.
Pada tahun 2011, bulan puasa Ramadan dimulai pada tanggal 1 Agustus dan berakhir pada tanggal 29 Agustus.
Berikut tangkapan layar perbandingan antara video di unggahan menyesatkan (kiri) dan video asli (kanan):
AFP melacak lokasi video itu dan menemukan video itu direkam di depan Masjid Dongguan di kota Xining. Foto ini, yang diambil di depan masjid, menunjukkan kerumunan jamaah salat di dekat sebuah bangunan yang memiliki ciri-ciri yang sama.
Berikut perbandingan tangkapan layar video menyesatkan (kiri) dan foto yang diambil di depan Masjid Dongguan (kanan). AFP telah memberi lingkaran merah pada ciri-ciri yang sama.
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami