Ini video kapal terbakar di Sri Lanka tahun 2021, bukan 'kapal kargo AS yang diserang Houthi'

Sebuah video kapal dilalap api beredar dalam berbagai postingan media sosial disertai klaim salah bahwa video itu menunjukkan kapal kargo Amerika yang dirudal pemberontak Houthi dari Yaman di bulan Januari 2024. Video yang telah ditonton belasan ribu kali dalam postingan sesat tersebut sebenarnya menunjukkan kapal kontainer berbendera Singapura yang terbakar di lepas pantai Sri Lanka pada tahun 2021.

"Satu kapal kargo Amerika Serikat terbakar dihantam peluru kendali milisi Al-Hutsiyun di perairan Yaman," bunyi keterangan postingan video yang dicuitkan di X, dulunya Twitter, pada 17 Januari 2024.

Video berdurasi 20 detik itu yang menampilkan rekaman dari udara sebuah kapal yang terbakar dengan kepulan asap hitam di tengah laut. 

Di utas X itu, ditulis klaim berikutnya: "Nama kapalnya MV Eagle Gibraltar."

Image
Tangkapan layar unggahan sesat, diambil pada tanggal 26 Januari 2024

Postingan tersebut diunggah setelah militer AS mengatakan pemberontak Houthi menyerang kapal kargo Amerika dengan rudal di lepas pantai Yaman pada tanggal 15 Januari 2024.

Kapal Gibraltar Eagle, yang berbendera Kepulauan Marshall, mengalami kebakaran tapi tak ada korban jiwa dan kapal tersebut masih bisa berlayar, menurut Komando Pusat Amerika Serikat (Centcom). 

Serangan Houthi itu menyusul bombardir AS dan Inggris yang menyasar kelompok tersebut di Yaman beberapa hari sebelumnya. 

Pemberontak Houthi -- yang merupakan bagian dari "poros perlawanan" kelompok yang bersekutu dengan Iran -- mengatakan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah merupakan bentuk solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza, di mana militan Hamas tengah berperang melawan Israel selama lebih dari tiga bulan.

Sekitar 12 persen perdagangan global biasanya melewati Selat Bab Al-Mandab, pintu masuk Laut Merah, yang terletak antara barat daya Yaman dan Djibouti. Namun serangan pemberontak Houthi telah menyebabkan banyak pengiriman dialihkan ribuan kilometer mengelilingi Afrika.

Serangan oleh dan terhadap Houthi telah meningkatkan kekhawatiran meluasnya konflik di Timur Tengah akibat perang Israel-Hamas.

Video kapal terbakar itu telah ditonton 17.900 kali selepas muncul dengan narasi serupa di Facebook di sini, serta di Instagram sini, di sini dan di sini

Postingan serupa juga beredar dalam bahasa Inggris, bahasa Malaysiabahasa Urdu, bahasa Arab, bahasa Spanyol and bahasa Jerman.

Bencana maritim di Sri Lanka

Pencarian gambar terbalik di Google, dengan menggunakan keyframe dari video, menemukan rekaman aslinya diunggah di kanal YouTube Angkatan Udara Sri Lanka pada 25 Mei 2021 (tautan arsip). 

“Rekaman video terbaru dari kapal X-PRESS PEARL yang saat ini sedang dilalap api,” demikian bunyi deskripsi video YouTube tersebut.

Adegan yang ditampilkan dalam video di postingan sesat mulai di detik ke-30 dari video asli dari AU Sri Lanka, tapi tampilan video asli dibalik secara horizontal dalam video sesat. 

Berikut perbandingan tangkapan layar dari video di postingan sesat (kiri) dan video asli tahun 2021 (kanan):

Image
Perbandingan tangkapan layar dari video di postingan sesat (kiri) dan video asli tahun 2021 (kanan)

Video AU Sri Lanka juga muncul dalam laporan video AFP tentang bencana tersebut (tautan arsip). 

Pada tanggal 20 Mei 2021, kapal kontainer X-Press Pearl melaporkan kebocoran bahan kimia di atas kapal, dan terbakar saat kapal itu hendak memasuki pelabuhan Kolombo dari Gujarat, India.

Kapal berbendera Singapura itu membawa 25 ton asam nitrat dan bahan kimia lainnya, serta 28 kontainer bahan baku plastik yang sebagian besar jatuh ke laut.

Kebakaran berhasil dipadamkan setelah operasi internasional yang berlangsung selama 13 hari.

Para aktivis lingkungan hidup Sri Lanka menyebutnya sebagai "bencana laut terburuk" dalam sejarah negara tersebut.

AFP Periksa Fakta sebelumnya telah membongkar hoaks lain terkait serangan kelompok Houthi di Laut Merah di sini dan di sini, serta serangan AS-Inggris di Yaman di sini dan di sini.

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami