
Foto 'lomba balap buaya' ini buatan AI
- Diterbitkan pada hari 27/03/2025 pukul 11:19
- Waktu baca 4 menit
- Oleh: AFP Thailand
- Terjemahan dan adaptasi AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2025. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
""Kompetisi menunggang Buaya unik di Riverside Park, Kuching!" tulis teks keterangan pada foto di postingan Instagram bertanggal 24 Januari 2025.
Postingan itu membagikan tiga gambar yang seolah menunjukkan orang-orang sedang berlomba menunggangi buaya.

Postingan serupa juga menyebar dalam bahasa Burma.
Kota Kuching yang berlokasi di negara bagian Sarawak di Malaysia bagian timur adalah rumah bagi sekitar 25.000 buaya, dan pemerintah lokal telah mengumumkan rencana untuk mengurangi konflik antara manusia dan hewan reptil tersebut (tautan arsip).
Dan meskipun setiap tahun Sarawak rutin mengadakan Sarawak Regatta, yang pertama kali diselenggarakan pada tahun 1872, tradisi ini tidak menggunakan buaya, kata seorang jubir Dinas Pariwisata Sarawak kepada AFP (tautan arsip).
Tanda-tanda hasil buatan AI
Pencarian gambar terbalik di Google menemukan bahwa ada beberapa postingan lain yang membagikan gambar-gambar yang sama, tetapi pada bagian "About this image" terdapat tulisan "Made With Google AI", yang mengindikasikan bahwa gambar tersebut telah dibuat menggunakan perangkat AI milik Google.
Seorang jubir Google mengatakan pada AFP bahwa ketika tanda air SynthID terdeteksi, maka hal itu mengindikasikan bahwa "gambar tersebuat dibuat atau dimodifikasi dengan menggunakan AI".

DeepMind AI lab milik Google meluncurkan fitur SynthID pada 2023 (tautan arsip). Alat ini dapat mengidentifikasi gambar yang dibuat dengan Google AI dan memberikan label watermark pada gambar itu.
Beberapa ahli juga mengatakan kepada AFP bahwa gambar yang beredar berisi sejumlah kejanggalan yang menjadi ciri konten gubahan AI.
Shu Hu, kepala Lab Machine Learning and Forensik Media di Universitas Purdue di Amerika Serikat, menandai bayangan di bawah badan buaya yang menurutnya "bertentangan dengan prinsip dasar optik dan fisika" (tautan arsip).

Hu mengatakan wajah seseorang di dalam gambar tidak memiliki detail yang realistis, serta buaya yang memiliki jumlah cakar yang berbeda pada setiap kaki.
Siwei Lyu, direktur Lab Forensik Media di Universitas Buffalo, Amerika Serikat, menggarisbawahi kejanggalan lainnya, seperti wajah yang kabur dan tulisan pada kaos seorang pria di salah satu gambar (tautan arsip).

Sementara itu, dua gambar dalam postingan tersebut menampilkan sebuah bangunan di latar belakang yang tampak menyerupai gedung majelis legislatif Sarawak, yang terletak di kota Kuching, tepi sungai Sarawak, bukan di Riverside Park seperti yang disebutkan dalam klaim (tautan arsip).
Foto AFP dan gambar dari Google Street View menunjukkan gedung majelis legislatif Sarawak memiliki bentuk dan bagian depan yang berbeda (tautan arsip di sini dan sini).


AFP sebelumnya telah menyanggah misinformasi lain yang dibuat menggunakan Google AI.
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami