Foto 'lomba balap buaya' ini buatan AI

Pengguna media sosial membagikan gambar hasil buatan akal imitasi (AI) yang seolah menunjukkan beberapa orang tengah menaiki buaya disertai klaim bahwa mereka sedang berlomba di Riverside Park, Kota Kuching di Malaysia. Dinas Pariwisata setempat mengatakan kepada AFP bahwa meskipun mereka menyelenggarakan lomba perahu Sarawak Regatta, mereka tidak pernah melibatkan buaya di dalamnya. 

""Kompetisi menunggang Buaya unik di Riverside Park, Kuching!" tulis teks keterangan pada foto di postingan Instagram bertanggal 24 Januari 2025. 

Postingan itu membagikan tiga gambar yang seolah menunjukkan orang-orang sedang berlomba menunggangi buaya.

Image
Tangkapan layar postingan misinformasi, diambil pada 27 Maret 2025

Postingan serupa juga menyebar dalam bahasa Burma.

Kota Kuching yang berlokasi di negara bagian Sarawak di Malaysia bagian timur adalah rumah bagi sekitar 25.000 buaya, dan pemerintah lokal telah mengumumkan rencana untuk mengurangi konflik antara manusia dan hewan reptil tersebut (tautan arsip).

Dan meskipun setiap tahun Sarawak rutin mengadakan Sarawak Regatta, yang pertama kali diselenggarakan pada tahun 1872, tradisi ini tidak menggunakan buaya, kata seorang jubir Dinas Pariwisata Sarawak kepada AFP (tautan arsip).

Tanda-tanda hasil buatan AI

Pencarian gambar terbalik di Google menemukan bahwa ada beberapa postingan lain yang membagikan gambar-gambar yang sama, tetapi pada bagian "About this image" terdapat tulisan "Made With Google AI", yang mengindikasikan bahwa gambar tersebut telah dibuat menggunakan perangkat AI milik Google. 

Seorang jubir Google mengatakan pada AFP bahwa ketika tanda air SynthID terdeteksi, maka hal itu mengindikasikan bahwa "gambar tersebuat dibuat atau dimodifikasi dengan menggunakan AI".

Image
Tangkapan layar hasil pencarian dengan Google Images, di mana keterangan 'Made With Google AI' sudah ditandai oleh AFP

DeepMind AI lab milik Google meluncurkan fitur SynthID pada 2023 (tautan arsip). Alat ini dapat mengidentifikasi gambar yang dibuat dengan Google AI dan memberikan label watermark pada gambar itu.

Beberapa ahli juga mengatakan kepada AFP bahwa gambar yang beredar berisi sejumlah kejanggalan yang menjadi ciri konten gubahan AI.

Shu Hu, kepala Lab Machine Learning and Forensik Media di Universitas Purdue di Amerika Serikat, menandai bayangan di bawah badan buaya yang menurutnya "bertentangan dengan prinsip dasar optik dan fisika" (tautan arsip). 

Image
Tangkapan layar kejanggalan gambar, seperti terlihat pada bagian yang telah ditandai oleh AFP

Hu mengatakan wajah seseorang di dalam gambar tidak memiliki detail yang realistis, serta buaya yang memiliki jumlah cakar yang berbeda pada setiap kaki.

Siwei Lyu, direktur Lab Forensik Media di Universitas Buffalo, Amerika Serikat, menggarisbawahi kejanggalan lainnya, seperti wajah yang kabur dan tulisan pada kaos seorang pria di salah satu gambar (tautan arsip).

Image
Tangkapan layar kejanggalan dalam gambar seperti terlihat pada bagian yang ditandai oleh AFP

Sementara itu, dua gambar dalam postingan tersebut menampilkan sebuah bangunan di latar belakang yang tampak menyerupai gedung majelis legislatif Sarawak, yang terletak di kota Kuching, tepi sungai Sarawak, bukan di Riverside Park seperti yang disebutkan dalam klaim (tautan arsip).

Foto AFP dan gambar dari Google Street View menunjukkan gedung majelis legislatif Sarawak memiliki bentuk dan bagian depan yang berbeda (tautan arsip di sini dan sini).

Image
Perbandingan antara gambar buatan AI (kiri) dan foto AFP (kanan)
Image
Tangkapan layar gambar Google Street View, diambil pada 19 Maret 2025

AFP sebelumnya telah menyanggah misinformasi lain yang dibuat menggunakan Google AI.

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami