Foto lama dibagikan dengan klaim salah bahwa vaksin Sinovac hanya untuk 'uji klinis'

  • Artikel ini berusia lebih dari setahun.
  • Diterbitkan pada hari Rabu 24/11/2021 pukul 10:59
  • Diperbarui pada hari Rabu 24/11/2021 pukul 11:00
  • Waktu baca 3 menit
  • Oleh: Amy SOOD, AFP Indonesia
Sejumlah unggahan Facebook dan Twitter menyabarkan klaim menyebut bahwa vaksin Covid-19 buatan Sinovac tidak aman karena vaksin tersebut hanya "untuk uji klinis". Klaim itu salah: unggahan tersebut menampilkan foto kemasan vaksin Sinovac dari bulan Agustus 2020, saat vaksin tersebut belum digunakan untuk masyarakat umum.

Klaim itu diunggah di Facebook di sini pada tanggal 4 Juli 2021.

Status unggahan Facebook itu berbunyi: "SUDAHKAH ANDA DIVAKSIN…..Coba perhatikan kemasan Vaksin Sinovac Covid-19 yang akan disuntikkan kepada warga. Jelas bertuliskan 'Only for clinical trial' (Hanya untuk uji coba klinis atau untuk kelinci percobaan)."

Postingan itu juga mengunggah sebuah foto kotak vaksin Covid-19 dari Sinovac dengan tulisan "Only for Clinical Trial", atau "hanya untuk uji klinis, pada kemasannya.

Image
Tangkapan layar unggahan menyesatkan, diambil pada tanggal 16 November 2021

Indonesia memulai program vaksin Covid-19 pada tanggal 13 Januari 2021 dengan menggunakan vaksin CoronaVac, yang diproduksi Sinovac Biotech, perusahaan biofarmasi Tiongkok, setelah vaksin tersebut mendapatkan izin penggunaan darurat.

Foto tersebut juga muncul dengan klaim serupa di Facebook di sini, sini dan sini; serta di Twitter di sini dan di sini.

Akan tetapi, klaim tersebut salah.

Pencarian gambar terbalik di Google, diikuti dengan pencarian kata kunci, menemukan foto tersebut diambil oleh kantor berita Associated Press (AP) di Brasil pada tanggal 5 Agustus 2020.

Berikut tangkapan layar foto asli di situs web AP Images:

Image
Tangkapan layar foto asli di situs web AP Images

Keterangan foto AP itu berbunyi: "Dr Gustavo Romero, dari Nucleus of Tropical Medicine di University Hospital of Brasilia, menunjukkan vaksin eksperimen untuk virus corona dari Sinovac Biotech, Tiongkok, kepada pers sebelum diberikan kepada para sukarelawan di Brasilia, Brasil, pada hari Rabu, 5 Agustus 2020.

"Menurut sebuah pernyataan dari University Hospital, 850 sukarelawan, termasuk tenaga kesehatan profesional, akan menerima suntikan mulai hari Rabu sebagai bagian dari studi tentang apakah vaksin eksperimen itu bekerja."

Berikut perbandingan tangkapan layar antara foto asli AP (kiri) dan foto di postingan menyesatkan (kanan):

Image
Perbandingan tangkapan layar antara foto asli AP (kiri) dan foto di postingan menyesatkan (kanan)

Foto AP tersebut dipakai dalam tulisan opini ini, yang diterbitkan oleh harian The Washington Post pada tanggal Agustus 5, 2020.

Pearson Liu, juru bicara Sinovac Biotech, mengatakan kepada AFP bahwa vaksin yang ditampilkan di dalam foto tersebut digunakan dalam uji klinis tahap ketiga vaksin Sinovac pada bulan Agustus 2020.

"Vaksin itu bukan untuk penggunaan umum," ujarnya.

Jubir Bio Farma, BUMN farmasi yang memproduksi vaksin Sinovac di Indonesia, juga mengatakan kepada AFP bahwa vaksin dengan kemasan dengan tulisan "hanya untuk uji klinis" hanya digunakan dalam uji klinis pada bulan Agustus 2020.

"Adapun pada kemasan vaksin yang sekarang digunakan untuk vaksinasi, sudah tidak terdapat tulisan itu lagi," kata Iwan Setiawan, kepala komunikasi perusahaan BioFarma.

Sampai dengan tanggal 23 November 2021, lebih dari 135 juta orang telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid-19 di Indonesia, sedangkan jumlah orang yang telah divaksin kedua kali melebihi 90 juta, menurut data Kemenkes RI.

AFP Periksa Fakta telah membongkar berbagai klaim salah terkait program vaksinasi Covid-19 di Indonesia, seperti bahwa orang yang menerima vaksin lebih rentan terhadap virus corona dan bahwa vaksin menyebabkan disfungsi ereksi.

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami